Airlangga Diamanatkan Benahi Defisit Neraca Transaksi Berjalan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, langkah pertama yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah memperbaiki defisit neraca perdagangan. Labih lanjut terang dia, dirinya akan bekerja keras dan cepat dalam mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara maju pada 2045 sesuai amanat Presiden Jokowi pada Pidato Pelantikan Presiden yang lalu.
"Pesan Presiden bahwa pertama harus dibuat program untuk mengurangi transaksi neraca berjalan agar tidak defisit. Kemudian ada beberapa program terkait sektor riil termasuk bagaimana neraca perdagangan bisa diperbaiki," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Sambung Airlangga melanjutkan, sektor nonmigas sebenarnya masih menunjukkan tren positif. Namun sektor migas tercatat negatif sehingga perlu upaya agar defisit migas bisa dikurangi.
"Salah satu yang diharapkan presiden adalah menyelesaikan program substitusi impor. Salah satu quick win yang bisa dilakukan antara lain, menyelesaikan restrukturisasi TPPI untuk mengurangi tekanan yang relatif lebih singkat," tuturnya.
Selanjutnya, mendorong pelaksanaan program penggunaan campuran biodiesel 30% menggunakan Bahan Bakar Nabati atau B30 yang akan dimulai pada Januari 2020. Setelah berhasil, program selanjutnya mendorong biodiesel sampai 100% (B100).
"Jadi dari situ tekanan dari migas akan ada perbaikan. Selanjutnya tentu impor elpiji adalah peningkatan kapasitas. Seluruh opsi akan dipelajari," kata Airlangga.
Airlangga menuturkan, presiden juga memberikan perhatian khusus terhadap faktor inflasi termasuk pangan. Di sektor industri diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja termasuk bagaimana infrastruktur dapat menghubungkan jalur-jalur ekonomi.
"Tentu kita akan bahas dengan tim ekonomi dan kementerian terkait karena Kementerian Perekonomian ini kan meminta input dari masing-masing sektor dan nanti kita bahas mana yang diprioritaskan," ungkapnya.
"Pesan Presiden bahwa pertama harus dibuat program untuk mengurangi transaksi neraca berjalan agar tidak defisit. Kemudian ada beberapa program terkait sektor riil termasuk bagaimana neraca perdagangan bisa diperbaiki," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Sambung Airlangga melanjutkan, sektor nonmigas sebenarnya masih menunjukkan tren positif. Namun sektor migas tercatat negatif sehingga perlu upaya agar defisit migas bisa dikurangi.
"Salah satu yang diharapkan presiden adalah menyelesaikan program substitusi impor. Salah satu quick win yang bisa dilakukan antara lain, menyelesaikan restrukturisasi TPPI untuk mengurangi tekanan yang relatif lebih singkat," tuturnya.
Selanjutnya, mendorong pelaksanaan program penggunaan campuran biodiesel 30% menggunakan Bahan Bakar Nabati atau B30 yang akan dimulai pada Januari 2020. Setelah berhasil, program selanjutnya mendorong biodiesel sampai 100% (B100).
"Jadi dari situ tekanan dari migas akan ada perbaikan. Selanjutnya tentu impor elpiji adalah peningkatan kapasitas. Seluruh opsi akan dipelajari," kata Airlangga.
Airlangga menuturkan, presiden juga memberikan perhatian khusus terhadap faktor inflasi termasuk pangan. Di sektor industri diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja termasuk bagaimana infrastruktur dapat menghubungkan jalur-jalur ekonomi.
"Tentu kita akan bahas dengan tim ekonomi dan kementerian terkait karena Kementerian Perekonomian ini kan meminta input dari masing-masing sektor dan nanti kita bahas mana yang diprioritaskan," ungkapnya.
(akr)