Impor Cangkul Capai Ratusan Ribu, Menperin Sebut Kesadaran Pembeli Rendah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan, masih terjadinya impor cangkul karena kurangnya kesadaran offtaker (pembeli), baik kementerian/lembaga maupun masyarakat, terhadap produk dalam negeri. Hal ini setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan untuk urusan cangkul masih impor yang mencapai ratusan ribu.
Karena itu, Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan perlu kesadaran seluruh pihak untuk menghentikan impor pacul. "Kesadarannya belum ada, kalau kualitasnya (produksi dalam negeri) sudah bagus," ujar Agus di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
(Baca Juga: Impor Cangkul Menghina Harga Diri Bangsa Indonesia
Guna meningkatkan kesadaran untuk membeli produk lokal, lanjut Gumiwang, pemerintah akan mendorong kampanye penggunaan produk dalam negeri. Mulai dari kemampuan industri Tanah Air untuk memasok produk tersebut hingga soal kualitasnya.
Tak hanya pada masyarakat, terang dia hal itu juga akan dilakukan pada kementerian/lembaga untuk diminta membelanjakan alokasi anggaran yang didapat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk produk-produk dari dalam negeri. Sehingga mendorong tak ada lagi impor produk seperti pacul/cangkul dan semacamya. "Kalau belanja pacul yang anggarannya dari APBN itu, akan kami wajibkan untuk belanja dari dalam negeri," tegasnya.
(Baca Juga: Neraca Dagang Defisit, Jokowi: Kebangetan Pakai Uang Pemerintah untuk ImporTerkait kemampuan produksi pacul di Indonesia, Gumiwang memastikan, industri dalam negeri mampu memenuhinya. Sehingga tidak perlu mengkhawatirkan suplai cangkul dalam negeri, melainkan menurutnya kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan.
"Ada sekitar 500.000 kapasitas produksi pacul/cangkul di dalam negeri. Jadi kalau mengenai supply tidak ada maslah. Paling penting kedasaran dari mereka yang menggunakan pacul, yakni bahwa produksi dalam negeri juga siap," katanya.
Karena itu, Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan perlu kesadaran seluruh pihak untuk menghentikan impor pacul. "Kesadarannya belum ada, kalau kualitasnya (produksi dalam negeri) sudah bagus," ujar Agus di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
(Baca Juga: Impor Cangkul Menghina Harga Diri Bangsa Indonesia
Guna meningkatkan kesadaran untuk membeli produk lokal, lanjut Gumiwang, pemerintah akan mendorong kampanye penggunaan produk dalam negeri. Mulai dari kemampuan industri Tanah Air untuk memasok produk tersebut hingga soal kualitasnya.
Tak hanya pada masyarakat, terang dia hal itu juga akan dilakukan pada kementerian/lembaga untuk diminta membelanjakan alokasi anggaran yang didapat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk produk-produk dari dalam negeri. Sehingga mendorong tak ada lagi impor produk seperti pacul/cangkul dan semacamya. "Kalau belanja pacul yang anggarannya dari APBN itu, akan kami wajibkan untuk belanja dari dalam negeri," tegasnya.
(Baca Juga: Neraca Dagang Defisit, Jokowi: Kebangetan Pakai Uang Pemerintah untuk ImporTerkait kemampuan produksi pacul di Indonesia, Gumiwang memastikan, industri dalam negeri mampu memenuhinya. Sehingga tidak perlu mengkhawatirkan suplai cangkul dalam negeri, melainkan menurutnya kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan.
"Ada sekitar 500.000 kapasitas produksi pacul/cangkul di dalam negeri. Jadi kalau mengenai supply tidak ada maslah. Paling penting kedasaran dari mereka yang menggunakan pacul, yakni bahwa produksi dalam negeri juga siap," katanya.
(akr)