Di Depan DPR, Kepala BKPM Tegaskan Kejar Investasi Berkualitas
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan, pihaknya tidak hanya mengejar investasi besar untuk masuk ke Indonesia melainkan harus juga berkualitas. Hal ini disampaikan saat menggelar diskusi bersama Komisi VI DPR RI yang membahas seputar investasi.
"Target kita ke depan adalah mengejar realisasi investasi. Tapi investasi yang berkualitas," ujar Bahlil di depan Komisi VI DPR-RI di Jakarta Jumat (8/11/2019).
Lebih lanjut Ia memaparkan, kriteria investasi berkualitas yang menurutnya tak hanya masuk dalam jumlah yang besar akan tetapi lebih dari itu. "Investasi harus menyerap lebih banyak tenaga kerja, bermitra dengan pengusaha lokal, dan memberikan nilai tambah (value added), bagi perekonomian," jelasnya.
Meski begitu Bahlil mengungkapkan, mewujudkannya bukan tanpa tantangan terlebih dalam era kemajuan teknologi saat ini. Terang dia ada kebutuhan dan keharusan untuk meningkatnya inovasi teknologi untuk menarik minat investor. "Sehingga dulu 1% pertumbuhan ekonomi bisa serap 400.000 tenaga kerja. Sekarang tidak lagi sebanyak itu," ujar Bahlil.
Sebab itu guna mendorong investasi yang berkualitas, ungkapnya BKPM akan mendorong sektor investasi di industri manufaktur. Bahlil menambahkan, investasi di industri manufaktur jauh lebih banyak menciptakan lapangan kerja serta mampu menciptakan industri-industri turunan lainnya.
BKPM mencatatkan realisasi investasi langsung pada kuartal III 2019 mencapai Rp 205,7 triliun, atau naik 18,4% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 173,8 triliun. Realisasi Penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga meningkat 18,9% menjadi Rp 100,7 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) naik 17,8% ke posisi Rp105 triliun.
Bahlil menjelaskan, dengan capaian kuartal III 2019, total realisasi investasi dalam sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp601,3 triliun, naik 12,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Total investasi PMDN mencapai Rp283,5 triliun, sedangkan PMA mencapai Rp317,8 triliun," jelasnya.
"Target kita ke depan adalah mengejar realisasi investasi. Tapi investasi yang berkualitas," ujar Bahlil di depan Komisi VI DPR-RI di Jakarta Jumat (8/11/2019).
Lebih lanjut Ia memaparkan, kriteria investasi berkualitas yang menurutnya tak hanya masuk dalam jumlah yang besar akan tetapi lebih dari itu. "Investasi harus menyerap lebih banyak tenaga kerja, bermitra dengan pengusaha lokal, dan memberikan nilai tambah (value added), bagi perekonomian," jelasnya.
Meski begitu Bahlil mengungkapkan, mewujudkannya bukan tanpa tantangan terlebih dalam era kemajuan teknologi saat ini. Terang dia ada kebutuhan dan keharusan untuk meningkatnya inovasi teknologi untuk menarik minat investor. "Sehingga dulu 1% pertumbuhan ekonomi bisa serap 400.000 tenaga kerja. Sekarang tidak lagi sebanyak itu," ujar Bahlil.
Sebab itu guna mendorong investasi yang berkualitas, ungkapnya BKPM akan mendorong sektor investasi di industri manufaktur. Bahlil menambahkan, investasi di industri manufaktur jauh lebih banyak menciptakan lapangan kerja serta mampu menciptakan industri-industri turunan lainnya.
BKPM mencatatkan realisasi investasi langsung pada kuartal III 2019 mencapai Rp 205,7 triliun, atau naik 18,4% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 173,8 triliun. Realisasi Penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga meningkat 18,9% menjadi Rp 100,7 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) naik 17,8% ke posisi Rp105 triliun.
Bahlil menjelaskan, dengan capaian kuartal III 2019, total realisasi investasi dalam sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp601,3 triliun, naik 12,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Total investasi PMDN mencapai Rp283,5 triliun, sedangkan PMA mencapai Rp317,8 triliun," jelasnya.
(akr)