Dian Sastro Semangati Pekerja Pertamina Jadi Relawan dalam Voluntary Days 2019
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengadakan talkshow Voluntary Days 2019. Kegiatan yang membahas soal aksi sukarela (voluntary) ini diisi oleh artis Dian Sastrowardoyo, Riyanni Djangkaru, Angkie Yudistia dan Direktur Logistic Supply Chain dan Infrastruktur (LSCI) Pertamina Gandhi Sriwidodo.
Talkshow Voluntary Days 2019 yang digelar di Gedung Utama Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) dihadiri para pekerja Pertamina, mahasiswa dan pelajar. Dalam paparannya, Dian menceritakan awal dirinya melakukan kegiatan sosial di dunia pendidikan.
“Awalnya karena aku merasa beruntung punya perjalanan karir yang konsisten. Sementara di negara kita ini banyak masalah, misalnya terkait kemiskinan, terorisme dan lain-lain. Aku merasa masalah tersebut bisa kita jawab dengan melakukan perbaikan lewat pendidikan,” kata Dian di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Dian mengatakan perbaikan di dunia pendidikan tidak semata menjadi tugas dari pemerintah. Tapi, semua stakeholder harus terlibat dan melakukan sesuatu hal yang baik. “Walaupun kecil yang kita lakukan, itu lebih baik daripada kita tidak melakukan apa-apa sama sekali,” kata Dian.
Dian juga mengadakan beasiswa lewat Yayasan Dian Sastrowardoyo yang dia dirikan. Sejauh ini dia sudah membiayai 19 anak untuk bersekolah. Dian pun menyampaikan rasa terima kasih kepada Pertamina yang turut memberikan bantuan untuk Yayasan Dian Sastrowardoyo dan mendukung program beasiswa tersebut.
“Sekarang ini jujur memang masih kurang untuk biayai 7 orang lagi. Makanya saya senang sekali dilibatkan di acara Pertamina ini. Terima kasih kepada Pertamina, nanti akan saya salurkan langsung kepada penerimanya. Semoga nanti ketika saya mati pun beasiswa Dian masih bisa terus jalan,” jelas Dian.
Dian juga memberikan dukungan kepada para pekerja Pertamina untuk melakukan kegiatan sosial. “Asahlah sisi filantropis di diri kalian. Jangan hanya memikirkan untuk karir dan profit saja, tetapi pikirkan juga dampak sosial dari diri kalian kepada lingkungan sekitar,” kata Dian.
Pegiat lingkungan Riyanni Djangkaru juga menegaskan dukunganya terhadap aksi volunteering. Dia sendiri mendirikan komunitas “Savesharks Indonesia” yang fokus terhadap regenerasi hiu karena memahami bahwa fungsi hiu sebagai predator teratas akan memangsa ikan-ikan yang sakit. “Jika hiu punah akibatnya ikan-ikan tersebut ini bisa menyebabkan sumber penyakit di laut,” ungkapnya.
Gerakan yang dibentuk sejak 2009 terdiri dari relawan dari berbagai latar belakang. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan kampanye untuk melindungi hiu dari perburuan liar.
Di samping itu, komunitas itu juga melakukan kegiatan secara offline. “Diantaranya kami membuat merchandise yang hasilnya digunakan untuk pendanaan kampanye komunitas,” katanya.
Pegiat sosial yang juga penyandang disabilitas tunarungu (tuli) juga memberikan semangat dan dorongan terkait aksi volunteering pekerja Pertamina. Angkie menilai relawan merupakan aksi yang mulia dan penuh pengorbanan. “Menurut aku relawan itu adalah bagaimana kita mendedikasikan waktu, pikiran, berkontribusi untuk lingkungannya,” katanya.
Angkie sendiri menegaskan, dirinya selama lebih kurang 10 tahun belakangan ini aktif melakukan kegiatan sosial, terutama terkait dengan penyandang disabilitas.
“Yang aku lakukan adalah fokus berkontribusi dalam waktu sekitar sepuluh tahun ini untuk bisa mensupport dan memberikan impact kepada teman-teman disabilitas, menjadikan teman-teman disabilitas bisa berada di lingkungan dan setara (dengan yang lain),” katanya.
Angkie berharap kegiatan Voluntary Days yang diadakan oleh Pertamina itu bisa terus diadakan untuk menumbuhkan semangat kerelawanan para insan Pertamina. “Harapan aku semoga acara ini bisa bisa selalu diadakan dan bisa memberikan manfaat yang baik bagi banyak orang,” katanya.
Sementara itu, Direktur LSCI Pertamina Gandhi Sriwidodo turut berbagi kisah di acara Voluntary Days 2019 tersebut. Gandhi menceritakan pengalamannya saat menjadi relawan di beberapa lokasi bencana di Indonesia, mulai dari bencana di Aceh, Mentawai, Lombok, Palu dan Donggala.
“Kehadiran relawan sangat diperlukan agar masyarakat terdampak bencana bisa ditolong secepatnya. Apalagi saat kejadian di Aceh yang diliputi suasana sangat mencekam karena banyak jenazah bergelimpangan dan penyintas hidup dalam keputusasaan,” kata Gandhi.
Gandhi berharap peranan Pertamina bisa menonjol dalam penanganan bencana. Untuk itu dia mendorong pekerja dan insan Pertamina untuk mau menjadi relawan dan melakukan kegiatan sosial, terutama di saat terjadi bencana.
“Saya berharap makin banyak insan Pertamina yang menjadi relawan karena selain membantu sesama, kegiatan volunteerisme dapat membentuk karakter leadership. Kita jadi selalu siap siaga menyelesaikan pekerjaan dalam keadaan apapun. Hal ini sangat berguna di dunia kerja maupun dalam menyelesaikan masalah apapun,” ungkapnya.
Dalam kegiatan Voluntary Days 2019 ini Pertamina memberikan bantuan masing-masing sebesar Rp100 juta sebagai bentuk penghargaan dari keikutsertaan para public figure yang menjadi narasumber. Bantuan tersebut nantinya akan diserahkan para public figure tersebut ke yayasan atau komunitas yang mereka pilih bagi kepentingan sosial.
Talkshow Voluntary Days 2019 yang digelar di Gedung Utama Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) dihadiri para pekerja Pertamina, mahasiswa dan pelajar. Dalam paparannya, Dian menceritakan awal dirinya melakukan kegiatan sosial di dunia pendidikan.
“Awalnya karena aku merasa beruntung punya perjalanan karir yang konsisten. Sementara di negara kita ini banyak masalah, misalnya terkait kemiskinan, terorisme dan lain-lain. Aku merasa masalah tersebut bisa kita jawab dengan melakukan perbaikan lewat pendidikan,” kata Dian di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Dian mengatakan perbaikan di dunia pendidikan tidak semata menjadi tugas dari pemerintah. Tapi, semua stakeholder harus terlibat dan melakukan sesuatu hal yang baik. “Walaupun kecil yang kita lakukan, itu lebih baik daripada kita tidak melakukan apa-apa sama sekali,” kata Dian.
Dian juga mengadakan beasiswa lewat Yayasan Dian Sastrowardoyo yang dia dirikan. Sejauh ini dia sudah membiayai 19 anak untuk bersekolah. Dian pun menyampaikan rasa terima kasih kepada Pertamina yang turut memberikan bantuan untuk Yayasan Dian Sastrowardoyo dan mendukung program beasiswa tersebut.
“Sekarang ini jujur memang masih kurang untuk biayai 7 orang lagi. Makanya saya senang sekali dilibatkan di acara Pertamina ini. Terima kasih kepada Pertamina, nanti akan saya salurkan langsung kepada penerimanya. Semoga nanti ketika saya mati pun beasiswa Dian masih bisa terus jalan,” jelas Dian.
Dian juga memberikan dukungan kepada para pekerja Pertamina untuk melakukan kegiatan sosial. “Asahlah sisi filantropis di diri kalian. Jangan hanya memikirkan untuk karir dan profit saja, tetapi pikirkan juga dampak sosial dari diri kalian kepada lingkungan sekitar,” kata Dian.
Pegiat lingkungan Riyanni Djangkaru juga menegaskan dukunganya terhadap aksi volunteering. Dia sendiri mendirikan komunitas “Savesharks Indonesia” yang fokus terhadap regenerasi hiu karena memahami bahwa fungsi hiu sebagai predator teratas akan memangsa ikan-ikan yang sakit. “Jika hiu punah akibatnya ikan-ikan tersebut ini bisa menyebabkan sumber penyakit di laut,” ungkapnya.
Gerakan yang dibentuk sejak 2009 terdiri dari relawan dari berbagai latar belakang. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan kampanye untuk melindungi hiu dari perburuan liar.
Di samping itu, komunitas itu juga melakukan kegiatan secara offline. “Diantaranya kami membuat merchandise yang hasilnya digunakan untuk pendanaan kampanye komunitas,” katanya.
Pegiat sosial yang juga penyandang disabilitas tunarungu (tuli) juga memberikan semangat dan dorongan terkait aksi volunteering pekerja Pertamina. Angkie menilai relawan merupakan aksi yang mulia dan penuh pengorbanan. “Menurut aku relawan itu adalah bagaimana kita mendedikasikan waktu, pikiran, berkontribusi untuk lingkungannya,” katanya.
Angkie sendiri menegaskan, dirinya selama lebih kurang 10 tahun belakangan ini aktif melakukan kegiatan sosial, terutama terkait dengan penyandang disabilitas.
“Yang aku lakukan adalah fokus berkontribusi dalam waktu sekitar sepuluh tahun ini untuk bisa mensupport dan memberikan impact kepada teman-teman disabilitas, menjadikan teman-teman disabilitas bisa berada di lingkungan dan setara (dengan yang lain),” katanya.
Angkie berharap kegiatan Voluntary Days yang diadakan oleh Pertamina itu bisa terus diadakan untuk menumbuhkan semangat kerelawanan para insan Pertamina. “Harapan aku semoga acara ini bisa bisa selalu diadakan dan bisa memberikan manfaat yang baik bagi banyak orang,” katanya.
Sementara itu, Direktur LSCI Pertamina Gandhi Sriwidodo turut berbagi kisah di acara Voluntary Days 2019 tersebut. Gandhi menceritakan pengalamannya saat menjadi relawan di beberapa lokasi bencana di Indonesia, mulai dari bencana di Aceh, Mentawai, Lombok, Palu dan Donggala.
“Kehadiran relawan sangat diperlukan agar masyarakat terdampak bencana bisa ditolong secepatnya. Apalagi saat kejadian di Aceh yang diliputi suasana sangat mencekam karena banyak jenazah bergelimpangan dan penyintas hidup dalam keputusasaan,” kata Gandhi.
Gandhi berharap peranan Pertamina bisa menonjol dalam penanganan bencana. Untuk itu dia mendorong pekerja dan insan Pertamina untuk mau menjadi relawan dan melakukan kegiatan sosial, terutama di saat terjadi bencana.
“Saya berharap makin banyak insan Pertamina yang menjadi relawan karena selain membantu sesama, kegiatan volunteerisme dapat membentuk karakter leadership. Kita jadi selalu siap siaga menyelesaikan pekerjaan dalam keadaan apapun. Hal ini sangat berguna di dunia kerja maupun dalam menyelesaikan masalah apapun,” ungkapnya.
Dalam kegiatan Voluntary Days 2019 ini Pertamina memberikan bantuan masing-masing sebesar Rp100 juta sebagai bentuk penghargaan dari keikutsertaan para public figure yang menjadi narasumber. Bantuan tersebut nantinya akan diserahkan para public figure tersebut ke yayasan atau komunitas yang mereka pilih bagi kepentingan sosial.
(ind)