Bertemu Putera Mahkota Uni Emirat Arab, Luhut Dorong Kerjasama Energi
A
A
A
UNI EMIRATE - Menteri Koordinator (Menko) bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Putera Mahkota UEA, Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan. Dalam pertemuan ini diterang olehnya, membawa pesan dari Presiden sebagai persiapan awal untuk kunjungan kenegaraan Presiden pada bulan Januari mendatang
“Pertemuan ini juga untuk memastikan bahwa kerja sama G to G (Governement to Government) dan kesepakatan bisnis telah tersampaikan dan berjalan dengan baik,” ujar Menko Luhut di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Beberapa MoU yang akan ditandatangani antara lain di bidang energi, kesehatan, pendidikan, dan sovereign Wealth Fund (SWF). Selain itu lanjut Menko Luhut, pertemuan ini juga mempersiapkan MoU untuk mendukung pembangunan Infrastruktur di Indonesia, dimana ADIA (Abu Dhabi Investment Authority) akan menjadi partner penting bagi Indonesia.
“Indonesia saat ini juga sedang memproses Omnibus Law untuk memberikan kepastian hukum bagi SWF ini,” tambahnya.
Di bidang petrokimia dan petroleum, beberapa kerja sama yang telah disepakati adalah, kesepakatan antara Pertamina dan Adnoc untuk pengembangan kilang di Balongan, antara Masdar dan PLN untuk kesepakatan pembangunan panel tenaga surya terapung 145 GW. Lalu antara Pertamina dan Mubadala untuk pengembangan kilang di Balikpapan.
Selain itu ada antara EGA dan Inalum untuk pengembangan smelter dan hydropower berbasis 500.000 ton per tahun aluminium smelter di Kalimantan Utara dan antara Chandra Asri dan Adnoc dengan kontrak jangka panjang. Kemudian kesepakatan di bidang agrikultur yang akan mengambil lokasi di Elite Agro, Jawa Barat dan juga Kalimantan Tengah, serta MoU antara DP World dan Maspion untuk area industri terintegrasi (120 hektar).
Dalam lawatan kali ini, Menko Luhut juga menyampaikan apresiasi Presiden Jokowi atas Kedutaan Besar RI dan kediaman Dubes yang telah berlokasi di wilayah strategis di Abu Dhabi. Selain itu juga dibahas mengenai pembangunan Masjid Agung di Solo Jawa Tengah, yang direncanakan konstruksi awalnya akan dimulai pada Januari 2020 mendatang.
Sebagai penutup, Menko Luhut juga mengundang Putera Mahkota Pangeran Mohammed Bin Zayed untuk mengirim Timnya guna melihat potensi hydropower di Kalimantan Utara dan Papua. “Kami berharap, UEA akan menjadi mitra dan sahabat untuk mengembangkan beberapa proyek karbon di Indonesia,” tutup Menko Luhut.
Dalam kunjungan kerja ke UEA Menko Luhut didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Purbaya Yudhi Sadewa,Menag Jend TNI (Purn) Fachrul Razi, Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) ,Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Dubes Indonesia Husin Bagis. Pertemuan secara simultan dilakukan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi, agrikultur, pendidikan, keuangan, infrastruktur, dan manufaktur.
“Pertemuan ini juga untuk memastikan bahwa kerja sama G to G (Governement to Government) dan kesepakatan bisnis telah tersampaikan dan berjalan dengan baik,” ujar Menko Luhut di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Beberapa MoU yang akan ditandatangani antara lain di bidang energi, kesehatan, pendidikan, dan sovereign Wealth Fund (SWF). Selain itu lanjut Menko Luhut, pertemuan ini juga mempersiapkan MoU untuk mendukung pembangunan Infrastruktur di Indonesia, dimana ADIA (Abu Dhabi Investment Authority) akan menjadi partner penting bagi Indonesia.
“Indonesia saat ini juga sedang memproses Omnibus Law untuk memberikan kepastian hukum bagi SWF ini,” tambahnya.
Di bidang petrokimia dan petroleum, beberapa kerja sama yang telah disepakati adalah, kesepakatan antara Pertamina dan Adnoc untuk pengembangan kilang di Balongan, antara Masdar dan PLN untuk kesepakatan pembangunan panel tenaga surya terapung 145 GW. Lalu antara Pertamina dan Mubadala untuk pengembangan kilang di Balikpapan.
Selain itu ada antara EGA dan Inalum untuk pengembangan smelter dan hydropower berbasis 500.000 ton per tahun aluminium smelter di Kalimantan Utara dan antara Chandra Asri dan Adnoc dengan kontrak jangka panjang. Kemudian kesepakatan di bidang agrikultur yang akan mengambil lokasi di Elite Agro, Jawa Barat dan juga Kalimantan Tengah, serta MoU antara DP World dan Maspion untuk area industri terintegrasi (120 hektar).
Dalam lawatan kali ini, Menko Luhut juga menyampaikan apresiasi Presiden Jokowi atas Kedutaan Besar RI dan kediaman Dubes yang telah berlokasi di wilayah strategis di Abu Dhabi. Selain itu juga dibahas mengenai pembangunan Masjid Agung di Solo Jawa Tengah, yang direncanakan konstruksi awalnya akan dimulai pada Januari 2020 mendatang.
Sebagai penutup, Menko Luhut juga mengundang Putera Mahkota Pangeran Mohammed Bin Zayed untuk mengirim Timnya guna melihat potensi hydropower di Kalimantan Utara dan Papua. “Kami berharap, UEA akan menjadi mitra dan sahabat untuk mengembangkan beberapa proyek karbon di Indonesia,” tutup Menko Luhut.
Dalam kunjungan kerja ke UEA Menko Luhut didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Purbaya Yudhi Sadewa,Menag Jend TNI (Purn) Fachrul Razi, Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) ,Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Dubes Indonesia Husin Bagis. Pertemuan secara simultan dilakukan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi, agrikultur, pendidikan, keuangan, infrastruktur, dan manufaktur.
(akr)