Airlangga: Pasar Modal Indonesia Masih Menarik
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan ditengah ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia masih positif dibanding negara-negara G20. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% hanya kalah dari China dan India.
"Kalau kita lihat indikator yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia dibanding negara G-20, Indonesia masih di nomor tiga, di bawah China dan India," kata Airlangga saat menghadiri HUT Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) ke-31 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/12/2019).
Positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat pasar modal Indonesia cukup menarik bagi investor. Airlangga mengatakan rasio harga saham per laba (price earnings) pasar modal Indonesia cukup tinggi diantara negara-negara anggota G-20.
Meski demikian, kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kecil. Kontribusi pasar modal Indonesia terhadap PDB 2018 sebesar 47% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp6.920 triliun.
Nilai ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam (52% terhadap PDB), Thailand (98% terhadap PDB), Malaysia (113% terhadap PDB), dan Singapura (189% terhadap PDB).
Karena itu, Airlangga mendorong pasar modal untuk meningkatkan investasi. Dan dalam rangka meningkatkan investasi untuk memperkuat ekonomi nasional, pemerintah sedang menyiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law.
"Kalau kita lihat indikator yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia dibanding negara G-20, Indonesia masih di nomor tiga, di bawah China dan India," kata Airlangga saat menghadiri HUT Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) ke-31 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/12/2019).
Positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat pasar modal Indonesia cukup menarik bagi investor. Airlangga mengatakan rasio harga saham per laba (price earnings) pasar modal Indonesia cukup tinggi diantara negara-negara anggota G-20.
Meski demikian, kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kecil. Kontribusi pasar modal Indonesia terhadap PDB 2018 sebesar 47% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp6.920 triliun.
Nilai ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam (52% terhadap PDB), Thailand (98% terhadap PDB), Malaysia (113% terhadap PDB), dan Singapura (189% terhadap PDB).
Karena itu, Airlangga mendorong pasar modal untuk meningkatkan investasi. Dan dalam rangka meningkatkan investasi untuk memperkuat ekonomi nasional, pemerintah sedang menyiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law.
(ven)