Dorong Kewirausahaan Santri, Bahlil Kunjungi Ponpes di Yogyakarta
A
A
A
YOGYAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pentingnya pesantren dan santri untuk memiliki semangat kewirausahaan (enterpreneuship) di era 4.0.
“Para Santri harus bisa menjadi bagian integral dari keseluruhan upaya komponen bangsa untuk membangkitkan kemampuan ekonomi Indonesia dengan mengembangkan kemampuan berwirausaha yang didukung oleh nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang universal sebagaimana diajarkan dalam Islam,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Halaqah Nasional Pesantren di Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (4/1/2020).
Pada kesempatan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa saat ini terjadi ketidakpastian dalam perekonomian global. Selain investasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga penting bagi Indonesia karena sudah terbukti menyelamatkan perekonomian Indonesia saat terjadi krisis di tahun 1998. Karena itu, salah satu fokus BKPM saat ini adalah mendorong kerjasama investasi besar dengan UMKM di daerah.
“Sekarang investor yang masuk kita minta untuk bekerja sama dengan UKM di daerah. Bisa melalui penyediaan makanan untuk karyawannya, penyediaan bahan baku, dan pendukung lainnya,” ujar mantan Ketua Umum Hipmi itu.
Selain itu, Bahlil juga menyampaikan pentingnya penguasaan teknologi bagi santri yang menjadi santripreneur. Dengan perkembangan teknologi dan tumbuhnya e-commerce, saat ini memulai usaha sudah jauh lebih mudah.
“Saya sudah minta kepada para pelaku e-commerce terutama yang unicorn untuk mendorong produk-produk UKM lebih banyak dijual di platform mereka sehingga produk dalam negeri dapat lebih bersaing,” tuturnya.
BKPM juga mendorong penciptaan lapangan kerja melalui sinergi antara investasi dan pondok pesantren melalui pendirian balai latihan kerja dan penyerapan tenaga kerja yang programnya diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 silam.
Salah satu program yang sudah berjalan adalah kerjasama antara Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) dan Pondok Pesantren Qomaruddin di Jawa Timur.
“Para Santri harus bisa menjadi bagian integral dari keseluruhan upaya komponen bangsa untuk membangkitkan kemampuan ekonomi Indonesia dengan mengembangkan kemampuan berwirausaha yang didukung oleh nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang universal sebagaimana diajarkan dalam Islam,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Halaqah Nasional Pesantren di Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (4/1/2020).
Pada kesempatan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa saat ini terjadi ketidakpastian dalam perekonomian global. Selain investasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga penting bagi Indonesia karena sudah terbukti menyelamatkan perekonomian Indonesia saat terjadi krisis di tahun 1998. Karena itu, salah satu fokus BKPM saat ini adalah mendorong kerjasama investasi besar dengan UMKM di daerah.
“Sekarang investor yang masuk kita minta untuk bekerja sama dengan UKM di daerah. Bisa melalui penyediaan makanan untuk karyawannya, penyediaan bahan baku, dan pendukung lainnya,” ujar mantan Ketua Umum Hipmi itu.
Selain itu, Bahlil juga menyampaikan pentingnya penguasaan teknologi bagi santri yang menjadi santripreneur. Dengan perkembangan teknologi dan tumbuhnya e-commerce, saat ini memulai usaha sudah jauh lebih mudah.
“Saya sudah minta kepada para pelaku e-commerce terutama yang unicorn untuk mendorong produk-produk UKM lebih banyak dijual di platform mereka sehingga produk dalam negeri dapat lebih bersaing,” tuturnya.
BKPM juga mendorong penciptaan lapangan kerja melalui sinergi antara investasi dan pondok pesantren melalui pendirian balai latihan kerja dan penyerapan tenaga kerja yang programnya diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 silam.
Salah satu program yang sudah berjalan adalah kerjasama antara Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) dan Pondok Pesantren Qomaruddin di Jawa Timur.
(ind)