PM Cantik Finlandia Usulkan 4 Hari Kerja, Enam Jam Sehari

Senin, 06 Januari 2020 - 22:14 WIB
PM Cantik Finlandia...
PM Cantik Finlandia Usulkan 4 Hari Kerja, Enam Jam Sehari
A A A
HELSINKI - Perdana Menteri (PM) baru Finlandia Sanna Marin mengusulkan jam kerja yang lebih fleksibel pada negaranya, dimana hanya empat hari kerja dalam seminggu dan enam jam sehari. Kebijakan ini ditujukan agar masyarakat Finlandia punya lebih banyak waktu dengan keluarga.

Seperti dilansir Dailymail, Sanna Marin yang berusia 34 tahun merupakan kepala negara termuda kedua di dunia. Ibu satu anak itu memimpin pemerintahan koalisi yang didukung oleh empat partai yang semuanya diketuai oleh perempuan, dimana 3 orang di antaranya berusia di bawah 35 tahun.

"Saya percaya semua orang berhak meluangkan lebih banyak waktu dengan keluarga mereka, orang yang dicintai, hobi dan aspek kehidupan lainnya, seperti budaya. Ini akan menjadi langkah berikutnya dalam kehidupan kita,” kata Marin.

Sebelum menjadi Perdana Menteri, Marin yang sempat menjabat sebagai Menteri Transportasi Finlandia telah menyerukan agar jam kerja dikurangi demi meningkatkan produktifitas karyawan. Finlandia saat ini masih memberlakukan jam kerja normal, yakni 8 jam per hari dan 5 hari dalam seminggu.

Usulan kerja fleksibel oleh Marin segera disambut dengan antusias oleh Menteri Pendidikan Li Andersson. Menurutnya penting memberikan waktu pada warga negara Finlandia untuk tidak hanya fokus pada pekerjaan, namun mengurangi jam kerja.

"Penting untuk memungkinkan warga negara Finlandia bekerja lebih sedikit. Ini bukan soal mengatur dengan gaya feminin, tetapi menawarkan bantuan dan menjaga janji untuk pemilih," ungkap Li Andersson.

Sementara itu negara tetangga Finlandia yakni Swedia telah lebih dulu memberlakukan jam kerja enam jam per hari mulai 2015. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan menjadi lebih bahagia, lebih kaya dan lebih produktif.

Sebelumnya pada November 2019, Microsoft Jepang juga memperkenalkan kebijakan libur tiap akhir pekan selama tiga hari, bukan dua hari. Hasilnya, produktifitas kerja karyawan naik sampai 39,9%.
(akr)
Berita Terkait
Dampak Positif dan Negatif...
Dampak Positif dan Negatif dari Fenomena Gig Economy
Bahaya AI Menggerus...
Bahaya AI Menggerus Sektor Tenaga Kerja, Jutaan Pekerjaan Digantikan 5 Tahun Lagi
Digantikan Teknologi,...
Digantikan Teknologi, 23 Pekerjaan Terancam Punah di 2030
Ada 10 Juta Jenis Pekerjaan...
Ada 10 Juta Jenis Pekerjaan Baru pada 2030, Kemnaker Tegaskan Komitmen Siapkan Kompetensi
6 Tanda Lingkungan Kerja...
6 Tanda Lingkungan Kerja Toxic, Bikin Gak Produktif Hingga Sakit-sakitan
Jutaan Pekerja Di-PHK,...
Jutaan Pekerja Di-PHK, Ketua DPP: Partai Perindo Konsisten Peduli Ekonomi Rakyat & Dorong Produktivitas
Berita Terkini
Kena Tarif Tambahan...
Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam
1 jam yang lalu
Demi Tekan Tarif, Indonesia...
Demi Tekan Tarif, Indonesia Rela Tambah Impor Energi Rp168 Triliun dari AS
2 jam yang lalu
Pasarkan Produk Green...
Pasarkan Produk Green Coke, Pertachem Dorong Hilirisasi Nasional
3 jam yang lalu
Transformasi ESG Berbasis...
Transformasi ESG Berbasis Teknologi, Envicount Luncurkan Platform Inovatif
4 jam yang lalu
Siasati Tarif Trump,...
Siasati Tarif Trump, RI Siap Genjot Pasar Ekspor Eropa dan Australia
4 jam yang lalu
Dukungan BRI Antar Usaha...
Dukungan BRI Antar Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Rambah Pasar Internasional
6 jam yang lalu
Infografis
5 Kali Reshuffle Kabinet,...
5 Kali Reshuffle Kabinet, 4 Kali Dilakukan Jokowi pada Hari Rabu
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved