Tenaga Kerja RI Melimpah, Dibutuhkan Jembatan Bagi Akademi dan Industri

Selasa, 14 Januari 2020 - 18:51 WIB
Tenaga Kerja RI Melimpah,...
Tenaga Kerja RI Melimpah, Dibutuhkan Jembatan Bagi Akademi dan Industri
A A A
JAKARTA - Jembatan bagi akademi dan industri dibutuhkan saat ini, melihat masih belum terserap dengan maksimal angkatan tenaga kerja sehingga masih tingginya angka pengangguran. Kebanyakan dari mereka yang menganggur adalah tenaga kerja muda yang baru saja lulus dari perguruan tinggi.

Ada beberapa penyebab kenapa hal itu masih terjadi, namun sepertinya bukan pada angka lowongan kerja. Karena setidaknya ada 4000 lowongan kerja yang tersedia per bulannya, di Indonesia. Jumlah berikut merupakan jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan angka pengangguran mencapai 7,04 juta jiwa.

Melihat perspektif perusahaan sebagai penyedia lapangan kerja, ternyata terdapat aspek lain yang dapat ditinjau sebagai salah satu penyebab tingginya angka pengangguran, yaitu masa percobaan kerja atau probation. Tapi sepertinya hal itu juga belum tepat, hal ini disebabkan karena para lulusan baru yang belum siap terjun ke lapangan pekerjaan.

Sementara dari sisi dunia entrepreneurship, tidak sedikit dari angkatan kerja yang menjajaki profesi bidang terkait. Setidaknya terdapat 7,8 juta orang terjun ke dunia kewirausahaan. Namun dari angka tersebut, tentu tidak semuanya mengalami nasib sesuai yang diinginkannya.

Akibatnya, beberapa bisnis didirikan tidak sesuai dengan impiannya atau malah mengalami krisis dan akhirnya bangkrut. Beberapa merasa tidak mempunyai akses ke permodalan. Padahal modal juga berupa keahlian, karakter yang baik, komitmen, kerja keras dan kualitas pribadi yang lainnya.

Tidak sedikit juga yang merasa tidak memiliki network yang baik. Kurangnya relasi mengakibatkan jaringan pemasaran juga kurang sehingga wirausahawan ini tidak mempunyai banyak pilihan. Melihat kegagalan-kegagalan, baik dari sisi profesionalitas maupun entreprenuer sering terjadi?

Pendidikan perguruan tinggi pada dewasa ini dinilai kurang mengajarkan bagaimana pentingnya mahasiswa untuk bisa lekas terbiasa bekerja di lapangan. Sehingga terjadi gap antara akademik dengan dunia industri. “Kita berupaya memperkecil gap tersebut dengan cara memperkenalkan dunia industri sedini mungkin kepada mahasiswa,” ujar Executive Director Pradita Institute Bima Himawan Ramantika di Jakarta.

“Seluruh program studi yang ada di Pradita Institute memiliki korelasi langsung dengan bisnis Summarecon sehingga semua wilayah Summarecon dapat menjadi sarana praktik bagi mahasiswa. Inilah yang disebut konsep Enterprise University,” tambahnya.

Sambung dia menerangkan, pendidikan kepada mahasiswa ditegakkan dengan pondasi budi pekerti, demi melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas. Namun juga menjunjung tinggi moral, serta berorientasi tdak hanya pada landasan teori yang kuat tetapi juga keahlian praktis yang sesuai kebutuhan industri. “Kami berupaya memupuk agar mahasiswa memiliki integritas, menghormati keberagaman, daya juang serta rasa cinta tanah air,” terang Bima.

Filosofi pembelajaran yang dianut Pradita Institute adalah menggabungkan edukasi formal dengan kebutuhan industri. Tujuannya untuk memastikan ilmu yang diajarkan kepada mahasiswa merupakan yang terkini dan benar-benar bermanfaat di dunia kerja. “Oleh karenanya sangat penting bagi Pradita Institute untuk mencetak mahasiswa menjadi generasi pembelajar, sehingga akan terus mampu beradaptasi terhadap perubahan dan memberikan warna pada bidang yang digelutinya kelak," paparnya.

Lebih lanjut Ia menerangkan, dengan berpegang pada filosofi tersebut, Pradita Institute meyakini bahwa setiap mahasiswa perlu dilatih menghadapi situasi kerja nyata, yang sering kali berbeda dengan bangku kuliah. Sering kali ketika kuliah, mahasiswa hanya bekerja sama dengan orang-orang yang satu disiplin ilmu. Tetapi di dunia kerja kelak, mereka akan bekerja bersama orang-orang dari berbagai disiplin ilmu.

"Melalui Pradita Institute, kami bertekad untuk turut serta mencerdaskan bangsa, menyiapkan Pemimpin Indonesia Masa Depan yang memiliki budi pekerti luhur serta mau terus mau belajar. Lebih jauh lagi, melalui pendidikan yang berkualitas, kami berharap akan muncul generasi yang berkesadaran diri, tahu tugas tanggung jawabnya kepada sesama dan Tuhan Yang Maha Esa," jelasnya.
(akr)
Berita Terkait
Upaya Mencetak 17.358...
Upaya Mencetak 17.358 Tenaga Kerja Lokal Terampil
Global Skill Center...
Global Skill Center Percepat Pengembangan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Pekerja RI Kebanyakan...
Pekerja RI Kebanyakan Hanya Lulusan SD dan SMP, Bukti Kekuatan SDM Masih Rendah?
Pakar Psikologi Diajak...
Pakar Psikologi Diajak Ikut Serta dalam Pembangunan SDM di Bidang Ketenagakerjaan
Kemnaker Akan Bangun...
Kemnaker Akan Bangun BLK Pusat di Tiap Provinsi
Siapkan Tenaga Kerja...
Siapkan Tenaga Kerja Berkualitas, Ganjar Ajak SMK Gencarkan Teaching Factory
Berita Terkini
Standard Chartered Uji...
Standard Chartered Uji Agunan Kripto dengan OKX
3 jam yang lalu
Pengamat Energi: Blending...
Pengamat Energi: Blending BBM Sepenuhnya Legal dan Sesuai SNI
4 jam yang lalu
Senator AS Minta Trump...
Senator AS Minta Trump Diselidiki Atas Dugaan Insider Trading
8 jam yang lalu
Penjualan Emas Melesat,...
Penjualan Emas Melesat, Hartadinata Abadi Cetak Kenaikan Laba 44,60% di 2024
8 jam yang lalu
AS-China Perang Dagang,...
AS-China Perang Dagang, Prabowo: Indonesia Netral dan Siap Jadi Jembatan
9 jam yang lalu
Jumlah Pemudik Lebaran...
Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Turun, AHY Sebut Dinamika Wajar
10 jam yang lalu
Infografis
Dua Skenario HUT ke-79...
Dua Skenario HUT ke-79 RI: Bisa di Jakarta dan IKN
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved