Ekspor RI Turun Tajam Sepanjang 2019, Nilainya Hanya USD167,53 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Nilai ekspor Indonesia sepanjang periode Januari hingga Desember 2019 mengalami penurunan tajam, dimana nilainya hanya mencapai sebesar USD167,53 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan hingga 6,94% dibandingkan tahun 2018 yang sebesar USD180,01 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menerangkan, penurunan yang terjadi memang cukup tajam baik untuk migas maupun nonmigas. Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari hingga Desember 2019 turun 2,73% dibanding periode yang sama tahun 2018.
Ekspor hasil tambang dan lainnya turun 15,30% sedangkan ekspor hasil pertanian naik 5,31%. Dia pun merinci ekspor produk sektor migas di sepanjang tahun 2019 mencapai USD12,54 miliar, atau turun tajam 27% dari tahun 2018 yang sebesar USD17,17 miliar.
Kemudian dari sektor pertanian mencapai USD3,61 miliar mengalami kenaikan 5,31% dari USD3,43 miliar. "Kemudian ekspor dari sektor industri pengolahan mencapai USD126,57 miliar, turun 2,73% dari 2018 yang sebesar USD130,12 miliar. Juga dari sektor tambang dan lainnya mengalami penurunan 15,30%, dari USD29,29 miliar menjadi USD24,81 di 2019," jelas Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Adapun berdasarkan dominasinya, sektor industri pengolahan berkontribusi 75,55% dari total ekspor, tambang 14,81%, migas 7,48%, dan pertanian 2,16%. "Ekspor nonmigas memang menyumbang 92,52% dari total ekspor sepanjang tahun 2019," katanya.
Menurut Suhariyanto, kontribusi pertanian memang masih rendah terhadap kinerja ekspor Indonesia. Oleh sebab itu, diharapkan ke depan produk pertanian mampu lebih meningkat. "Tentunya diharapkan kontribusi pertanian akan meningkat, sehingga bisa membantu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia," pungkasnya
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menerangkan, penurunan yang terjadi memang cukup tajam baik untuk migas maupun nonmigas. Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari hingga Desember 2019 turun 2,73% dibanding periode yang sama tahun 2018.
Ekspor hasil tambang dan lainnya turun 15,30% sedangkan ekspor hasil pertanian naik 5,31%. Dia pun merinci ekspor produk sektor migas di sepanjang tahun 2019 mencapai USD12,54 miliar, atau turun tajam 27% dari tahun 2018 yang sebesar USD17,17 miliar.
Kemudian dari sektor pertanian mencapai USD3,61 miliar mengalami kenaikan 5,31% dari USD3,43 miliar. "Kemudian ekspor dari sektor industri pengolahan mencapai USD126,57 miliar, turun 2,73% dari 2018 yang sebesar USD130,12 miliar. Juga dari sektor tambang dan lainnya mengalami penurunan 15,30%, dari USD29,29 miliar menjadi USD24,81 di 2019," jelas Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Adapun berdasarkan dominasinya, sektor industri pengolahan berkontribusi 75,55% dari total ekspor, tambang 14,81%, migas 7,48%, dan pertanian 2,16%. "Ekspor nonmigas memang menyumbang 92,52% dari total ekspor sepanjang tahun 2019," katanya.
Menurut Suhariyanto, kontribusi pertanian memang masih rendah terhadap kinerja ekspor Indonesia. Oleh sebab itu, diharapkan ke depan produk pertanian mampu lebih meningkat. "Tentunya diharapkan kontribusi pertanian akan meningkat, sehingga bisa membantu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia," pungkasnya
(akr)