Asosiasi Petani Tembakau: Industri Rokok Elektrik Bisa Bantu Petani
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menilai hadirnya industri rokok elektrik di Indonesia membuka peluang tumbuhnya serapan hasil panen tembakau petani di dalam negeri. Pasalnya, cairan yang digunakan pada rokok elektrik menggunakan ekstrak nikotin yang berasal dari tembakau.
"Kalau industri rokok elektrik dikembangkan di Indonesia itu juga berpotensi menyerap tanaman tembakau lokal," ungkap Ketua APTI Soeseno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1/2020).
Tak hanya itu, Soeseno menambahkan, nikotin cair yang termasuk dalam kategori Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) ini juga memiliki potensi ekspor. Karena itu, ia mengatakan bahwa petani tembakau di Indonesia terbuka dengan kemitraan intensif dalam pemanfaatan tembakau untuk rokok elektrik. Terlebih jika petani diberikan bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas tembakau.
"Kemitraan dengan produsen rokok elektrik akan saling menguntungkan. Untuk itu, perlu dukungan pemerintah lewat regulasi yang tepat. Pemerintah sebaiknya lebih peduli dan serius terhadap pertanian tembakau agar hasil panen lebih menguntungkan," ujar Soeseno.
Hal senada sebelumnya diungkapkan Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Eko Prio HC. Menurutnya, nikotin cair hasil ektraksi tidak hanya untuk pasar lokal saja, tapi juga berpotensi untuk di ekspor.
"Potensi ekspor cairan nikotin terbuka lebar. Jika terus dikembangkan dan didukung pemerintah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemasok cairan nikotin dunia. Apalagi, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar nomor enam di dunia," kata Eko.
Eko mengatakan, China dan India yang merupakan produsen terbesar cairan nikotin di dunia saat ini juga mengolah nikotin cair yang berasal dari tembakau lokal. Di negara-negara tersebut, penggunaan nikotin cair hasil ekstraksi tembakau lokal juga terbukti membantu menopang penyerapan tembakau petani.
Karena itu, Eko mengaku terus mencari cara untuk menggunakan cairan nikotin hasil ekstraksi tembakau lokal mulai tahun ini. "Kami berharap, nikotin cair yang berasal dari ekstraksi tembakau lokal ini ke depan bisa meningkat dan bersaing dengan produk nikotin cair yang selama ini impor dari China dan India," pungkasnya.
"Kalau industri rokok elektrik dikembangkan di Indonesia itu juga berpotensi menyerap tanaman tembakau lokal," ungkap Ketua APTI Soeseno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1/2020).
Tak hanya itu, Soeseno menambahkan, nikotin cair yang termasuk dalam kategori Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) ini juga memiliki potensi ekspor. Karena itu, ia mengatakan bahwa petani tembakau di Indonesia terbuka dengan kemitraan intensif dalam pemanfaatan tembakau untuk rokok elektrik. Terlebih jika petani diberikan bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas tembakau.
"Kemitraan dengan produsen rokok elektrik akan saling menguntungkan. Untuk itu, perlu dukungan pemerintah lewat regulasi yang tepat. Pemerintah sebaiknya lebih peduli dan serius terhadap pertanian tembakau agar hasil panen lebih menguntungkan," ujar Soeseno.
Hal senada sebelumnya diungkapkan Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Eko Prio HC. Menurutnya, nikotin cair hasil ektraksi tidak hanya untuk pasar lokal saja, tapi juga berpotensi untuk di ekspor.
"Potensi ekspor cairan nikotin terbuka lebar. Jika terus dikembangkan dan didukung pemerintah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemasok cairan nikotin dunia. Apalagi, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar nomor enam di dunia," kata Eko.
Eko mengatakan, China dan India yang merupakan produsen terbesar cairan nikotin di dunia saat ini juga mengolah nikotin cair yang berasal dari tembakau lokal. Di negara-negara tersebut, penggunaan nikotin cair hasil ekstraksi tembakau lokal juga terbukti membantu menopang penyerapan tembakau petani.
Karena itu, Eko mengaku terus mencari cara untuk menggunakan cairan nikotin hasil ekstraksi tembakau lokal mulai tahun ini. "Kami berharap, nikotin cair yang berasal dari ekstraksi tembakau lokal ini ke depan bisa meningkat dan bersaing dengan produk nikotin cair yang selama ini impor dari China dan India," pungkasnya.
(fjo)