Rupiah Diprediksi Masih di Zona Merah
A
A
A
JAKARTA - Rupiah diproyeksi masih bertahan di zona merah pada perdagangan hari. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan dalam jangka pendek seiring dengan masih banyaknya sentimen negatif.
"Selasa ini rupiah akan melemah di level Rp13.675-Rp13.750 per USD," ujar Ibrahim di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Dia melanjutkan dorongan negatif dikarenakan Bank Rakyat China memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin pada hari Senin kemarin, dan mengatakan akan menyuntikkan likuiditas 1,2 triliun yuan (USD174 miliar) ke dalam sistem keuangan karena bank sentral berupaya untuk memastikan likuiditas yang cukup.
"Meskipun bukan pendorong terarah, Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit turun menjadi 51,1 dari 51,5 pada Desember, kehilangan harapan tetapi tetap di atas tanda 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi untuk bulan keenam berturut-turut," jelasnya.
Selain itu, kekhawatiran pandemi global karena otoritas kesehatan China menunjukkan sedikit tanda mereka memiliki pegangan pada wabah.
"Virus corona telah menyebar ke hampir 10.000 orang di seluruh dunia dan jumlah kematian di China naik menjadi 361, meningkatkan kekhawatiran atas kemampuan China untuk menahan wabah, yang dapat sangat menghambat pertumbuhan global," jelasnya.
"Selasa ini rupiah akan melemah di level Rp13.675-Rp13.750 per USD," ujar Ibrahim di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Dia melanjutkan dorongan negatif dikarenakan Bank Rakyat China memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin pada hari Senin kemarin, dan mengatakan akan menyuntikkan likuiditas 1,2 triliun yuan (USD174 miliar) ke dalam sistem keuangan karena bank sentral berupaya untuk memastikan likuiditas yang cukup.
"Meskipun bukan pendorong terarah, Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit turun menjadi 51,1 dari 51,5 pada Desember, kehilangan harapan tetapi tetap di atas tanda 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi untuk bulan keenam berturut-turut," jelasnya.
Selain itu, kekhawatiran pandemi global karena otoritas kesehatan China menunjukkan sedikit tanda mereka memiliki pegangan pada wabah.
"Virus corona telah menyebar ke hampir 10.000 orang di seluruh dunia dan jumlah kematian di China naik menjadi 361, meningkatkan kekhawatiran atas kemampuan China untuk menahan wabah, yang dapat sangat menghambat pertumbuhan global," jelasnya.
(ven)