Instruksi Jokowi Genjot Kemudahan Berusaha Indonesia ke Peringkat 40

Rabu, 12 Februari 2020 - 10:56 WIB
Instruksi Jokowi Genjot Kemudahan Berusaha Indonesia ke Peringkat 40
Instruksi Jokowi Genjot Kemudahan Berusaha Indonesia ke Peringkat 40
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB) Indonesia dapat naik ke peringkat 40. Dia mengatakan bahwa posisi Indonesia saat ini ada di peringkat 73.

“Meskipun kalau kita lihat dari 2014, berada pada posisi 120. Sebuah lompatan yang baik, tapi saya minta agar kita berada pada posisi di 40. Dan untuk itu perlu mengakselerasi peringkat ease of doing business,” katanya saat membuka rapat terbatas (ratas), Rabu (12/2/2020).

Jokowi memberikan beberapa instruksi untuk menggenjot peringkat tersebut. Pertama, fokus memperbaiki indikator yang masih berada posisi di atas 100 .

“Ada empat komponen berada pada peringkat di atas 100. Starting a business, ini peringkatnya masih di 140. Dealling with contruction permit, ini masih di posisi 110. Registering property, ini justru naik ke 106, tolong dilihat lagi. Kemudian trading across borders, ini juga stagnan di 116, tolong dilihat yang berhubungan dengan ini,” paparnya.

Dia juga meminta agar diperhatikan komponen-komponen yang mengalami penurunan peringkat. Misalnya saja komponen getting credit yang mengalami penurunan peringkat dari 44 menjadi 48. “Kemudian masalah yang berkaitan dengan resolving insolvency dari 36 ke 38. Sudah 36 kok naik lagi ini berkaitan dengan kebangkrutan,” tuturnya.

Lebih lanjut dia meminta Menko Perekonomian dan BKPM membuat dashboard monitoring untuk melakukan evaluasi secara berkala. “Sehingga kita bisa pastikan perbaikan di beberapa komponen yang masih bermasalah,” ujarnya .

Jokowi juga menekankan pentingnya pembenahan prosedur dan waktu yang harus disederhanakan. Terutama berkaitan dengan prosedur yang ruwet dan waktu yang panjang.

“Sebagai contoh terkait waktu memulai usaha di negara kita membutuhkan 11 prosedur waktunya 13 Hari. Kalau kita bandingkan dengan Tiongkok prosedurnya hanya 4, dimana waktunya hanya 9 hari. Artinya kita harus lebih baik dari mereka,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5306 seconds (0.1#10.140)