Misi Dagang ke Australia, Kemendag Raih Potensi Transaksi USD2,4 Juta

Jum'at, 14 Februari 2020 - 17:18 WIB
Misi Dagang ke Australia,...
Misi Dagang ke Australia, Kemendag Raih Potensi Transaksi USD2,4 Juta
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memperluas pasar ekspor ke Australia. Hal ini seiring misi dagang yang diwakili oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mewakili Menteri Perdagangan.

Pada misi dagang kali ini, turut berpartisipasi aktif 10 perusahaan Indonesia dari berbagai sektor, yaitu kayu, furnitur, dekorasi rumah, kerajinan, makanan dan minuman, kopi, pupuk, dan niaga elektronik (e-commerce).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Dody Edward menjelaskan forum bisnis ini diadakan pula penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) yang mempertemukan para pelaku usaha Indonesia dan Australia.

"Kegiatan ini menghasilkan potensi nilai transaksi B-to-B sebesar USD2,4 juta untuk produk makanan dan bumbu masak, kopi, produk perikanan, furnitur, dan produk kayu," ujar Dody di Jakarta, Jumat (14/2/2020).

Dody berharap, transaksi ini akan terus bertambah seiring dengan dicapainya kesepakatan-kesepakatan dagang yang saat ini masih dalam proses negosiasi business to business.

"Para pelaku usaha Indonesia juga berkesempatan mengunjungi industri tahu tempe yang berhasil dikembangkan oleh diaspora Indonesia di Sydney, yaitu Nutrisoy," katanya.

Dia melanjutkan, produk tahu dan tempe memiliki potensi yang cukup besar di pasar Australia mengingat sebagian besar masyarakat Australia mulai menyadari hidup sehat dan mengurangi konsumsi daging. Pangsa pasar Nutrisoy saat ini 90% dipasarkan di Australia. Sedangkan 10% adalah untuk ekspor tujuan Selandia Baru, Kaledonia Baru, Singapura, dan Uni Emirat Arab.

"Nutrisoy memproduksi makanan khas Indonesia (tahu dan tempe) yang sangat digemari masyarakat Australia. Kami berharap, Nutrisoy dapat melakukan promosi untuk memperkenalkan produkIndonesia lebih luas, khususnya di restoran dan supermarket sehingga masyarakat Australia mengetahui produk Indonesia,” jelasnya.

Selain ke Nutrisoy, Dirjen PEN dan rombongan juga mengunjungi importir Indonesia yang bergerak di bidang perkayuan dan bahan bangunan, yaitu Innovative Timber Ideas (ITI).

Pada kunjungan ini, Dirjen PEN dan pihak ITI membahas mengenai peluang ekspor produk Indonesia dan hambatan yang dihadapi dalam melakukan importasi produk Indonesia.

"Saat ini, ITI mengimpor produk kayu berupa decking dan timber untuk dipasarkan ke toko dan depo bangunan di Australia. “Produk kayu Indonesia telah memenuhi regulasi dan sertifikasi yang diminta oleh pihak Australia, antara lain SVLK,” jelas Dirjen PEN.

ITI merupakan salah satu penerima penghargaan Primaduta Award yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo pada Trade Expo Indonesia 2019 lalu. Primaduta Award adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan asing yang loyal mengimpor produk dari Indonesia.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5590 seconds (0.1#10.140)