Aset Merosot, Asabri Minta HH dan BTj Bertanggung Jawab

Rabu, 19 Februari 2020 - 17:10 WIB
Aset Merosot, Asabri Minta HH dan BTj Bertanggung Jawab
Aset Merosot, Asabri Minta HH dan BTj Bertanggung Jawab
A A A
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Asabri, Sonny Widjaja mengungkapkan, perseroan akan meminta pertanggung jawaban kepada Benny Tjokro dan Heru Hidayat terkait investasi. Pasalnya PT Asabri (Persero) mencatat kemerosotan aset cukup dalam akibat perusahaan menempatkan investasi pada saham di grup usaha Benny Tjokrosaputro alias Benny Tjokro dan Heru Hidayat.

"Dengan hal itu, kami minta pertanggung jawaban kepada saudara HH dan BTj dalam rangka pemulihan terhadap penurunan nilai aset investasi Rp11,4 triliun. Dan pernyataan komitmen itu, sudah ditandatangani oleh saudara HH dan istri BTj," kata Sonny di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Kemudian lanjut dia, pihaknya meminta manajer investasi untuk meningkatkan kinerja pengelolaan portofolio dana sesuai dengan yang dijanjikan dalam prospektus. Diterangkan pada 2019 risk based capital (RBC) Asabri tercatat negatif 571% tahun 2020 ini diproyeksikan masih negatif.

"Jadi, pada 2019 risk based capital (RBC) Asabri tercatat negatif 571% tahun 2020 ini diproyeksikan masih negatif. Di mana untuk RBC bisa 100% dibutuhkan aset sekitar Rp 70 triliun. Sedangkan agar RBC 120% (sesuai ketentuan OJK) dibutuhkan Rp 72,6 triliun," jelasnya

Dia pun menambahkan, untuk mengatasi kerugian yang membengkak, salah satunya memanggil dan meminta 12 manajer investasi (MI) lainnya untuk meningkatkan kinerja pengelolaan portofolio investasi seperti yang dijanjikan dalam prospektus. "Kami sedang melakukan pemanggilan terhadap 12 manajer investasi, pemanggilan akan dilanjutkan agar mereka (manajer investasi) ikut bertanggungjawab dalam memperbaiki portofolio investasi," ungkapnya.

Total aset dalam pengelolaan program tercatat Rp19,4 triliun pada 2018, kemudian dalam laporan keuangan 2019 yang belum diaudit menjadi Rp 10,6 triliun. Total aset tahun 2018 sebesar Rp 19,4 triliun sedangkan unaudited 2019 sebesar Rp 10,6 triliun. Ini terjadi karena penurunan nilai saham dan reksa dana.

Selanjutnya total aset dalam iuran pensiun juga mengalami penurunan. Total aset pada 2018 tercatat Rp 26,9 triliun, kemudian anjlok menjadi Rp 18,9 triliun.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3127 seconds (0.1#10.140)