Harga Gas Industri Turun Punya Efek Ganda, Ini Alasan Pemerintah

Minggu, 01 Maret 2020 - 04:15 WIB
Harga Gas Industri Turun Punya Efek Ganda, Ini Alasan Pemerintah
Harga Gas Industri Turun Punya Efek Ganda, Ini Alasan Pemerintah
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan, beberapa hal yang menjadi latar belakang pemerintah untuk mendorong penurunan harga gas industri yang kemungkinan bisa dipatok sebesar USD6 per juta metrik british thermal unit (MMBTU). Alasannya antara lain biaya produksi, harga jual produk, serta permintaan pasar.

Bagi industri terang dia yang menggunakan gas sebagai bahan baku, seperti industri tekstil hulu, industri petrokimia hulu, industri pupuk, industri keramik dan kaca, harga gas merupakan bagian dari struktur biaya yang cukup besar. “Misalnya, di industri hulu tekstil yang harga gasnya 25% dari cost structure, harga gas yang sekitar USD9 hingga USD12 mmbtu saat ini menyebabkan daya saing menjadi lemah,” terang Agus.

Bagi sektor industri hulu, akibat tingginya harga gas industri, utilisasi produksi cenderung rendah di kisaran 45%, sehingga sebagian besar industri tekstil dan produk tekstil (TPT) hulu menurunkan kapasitas produksinya. Pada industri petrokimia, harga gas mempengaruhi 70% cost structure. Selain itu, belum adanya pasokan bahan baku ethylene, propylene, polyethylene, polypropylene, DME dan industri turunannya dari dalam negeri berpengaruh pada lambatnya pertumbuhan hilir methanol.

Dari aspek perdagangan, hal tersebut menyebabkan tingginya impor bahan baku methanol dari luar negeri. Ini juga bisa menyebabkan hilangnya potensi penyerapan tenaga kerja dari tumbuhnya industri-industri di hilir, antara lain plastik, kabel, serta komponen elektronika dan otomotif.

Di sektor industri keramik dan kaca, harga gas bumi di Indonesia yang lebih mahal berakibat pada rendahnya daya saing dan meningkatkan impor keramik dan kaca. Harga gas industri untuk sektor tersebut berkisar antara 7,98 – 10,28 dollar AS per MMBTU.

Menurut Menperin, penurunan harga gas juga memiliki efek berganda, seperti peningkatan output produksi, peningkatan PDB, meningkatnya profit pada industri-industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku, serta meningkatkan jumlah tenaga kerja. “Bisa disimpulkan, semakin kecil harga gas, semakin besar pula benefit yang diterima oleh semua pihak,” tegas Agus.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4861 seconds (0.1#10.140)