Perbankan Siap Turunkan Suku Bunga Kredit
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah meminta seluruh perbankan nasional untuk menurunkan suku bunga kreditnya guna meredam dampak dari menyebarnya wabah virus corona atau Covid-19. Untuk itu, pemerintah menggelar rapat bersama antara Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perbankan.
Menanggapi permintaan tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Royke Tumilaar mengatakan siap menurunkan suku bunga kredit banknya. Hal ini, kata dia, untuk mendukung kebijakan moneter tersebut serta menopang kualitas kredit dan likuiditas perbankan.
"Kita diskusi sama pemerintah tentang percepatan dan membantu keinginan pemerintah memberi stimulus ekonomi. Penurunan bunga bisa bantu meningkatkan perekonomian Indonesia terutama sektor UMKM. Kita juga banyak bicara mengenai UMKM," kata Royke di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Dia optimistis industri perbankan akan tetap tumbuh di tengah perlambatan ekonomi global. Hal ini sejalan dengan catatan OJK yang menyebutkan bahwa kredit perbankan sepanjang Januari 2020 naik 6,10% dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy).
"Pertumbuhan intermediasi lembaga jasa keuangan, profil risiko masih terkendali dengan rasio NPL gross sebesar 2,7% atau NPL net 1,04 % dan Rasio NPF sebesar 2,56," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengatakan, penyediaan likuiditas dan pelonggaran GWM yang diberikan BI akan mempercepat proses penyesuaian bunga kredit.
"Kami dari Himbara dan CIMB berkolaborasi dan merespons kebijakan ini agar transmisi cepat dan efektif menjaga level pertumbuhan (ekonomi)," katanya.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Tigor M Siahaan mengatakan, penurunkan suku bunga kredit ini nantinya agar mencegah pelemahan ekonomi nasional karena dampak virus corona.
"Pemangku kepentingan berupaya mencegah kemerosotan perlambatan dan diskusi mengenai fiscal solutions sangat baik, pantau ke depan dan jaga growth di level yang diinginkan," jelasnya.
Menanggapi permintaan tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Royke Tumilaar mengatakan siap menurunkan suku bunga kredit banknya. Hal ini, kata dia, untuk mendukung kebijakan moneter tersebut serta menopang kualitas kredit dan likuiditas perbankan.
"Kita diskusi sama pemerintah tentang percepatan dan membantu keinginan pemerintah memberi stimulus ekonomi. Penurunan bunga bisa bantu meningkatkan perekonomian Indonesia terutama sektor UMKM. Kita juga banyak bicara mengenai UMKM," kata Royke di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Dia optimistis industri perbankan akan tetap tumbuh di tengah perlambatan ekonomi global. Hal ini sejalan dengan catatan OJK yang menyebutkan bahwa kredit perbankan sepanjang Januari 2020 naik 6,10% dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy).
"Pertumbuhan intermediasi lembaga jasa keuangan, profil risiko masih terkendali dengan rasio NPL gross sebesar 2,7% atau NPL net 1,04 % dan Rasio NPF sebesar 2,56," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengatakan, penyediaan likuiditas dan pelonggaran GWM yang diberikan BI akan mempercepat proses penyesuaian bunga kredit.
"Kami dari Himbara dan CIMB berkolaborasi dan merespons kebijakan ini agar transmisi cepat dan efektif menjaga level pertumbuhan (ekonomi)," katanya.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Tigor M Siahaan mengatakan, penurunkan suku bunga kredit ini nantinya agar mencegah pelemahan ekonomi nasional karena dampak virus corona.
"Pemangku kepentingan berupaya mencegah kemerosotan perlambatan dan diskusi mengenai fiscal solutions sangat baik, pantau ke depan dan jaga growth di level yang diinginkan," jelasnya.
(fjo)