BP Tangguh Diminta Optimalkan Tenaga Kerja Lokal Papua
A
A
A
JAKARTA - BP Tangguh diminta terus meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal seiring dibangunnya proyek strategis nasional Train 3 Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat. Optimalisasi penyerapan tenaga kerja lokal tersebut telah sesuai dengan komitmen pemerintah bahwa daerah yang terdampak langsung proyek strategis nasional atau Dirrect Affected Village harus diutamakan.
“Tenaga kerja dari lulusan lokal masih banyak yang belum terserap. Untuk itu, kami meminta kepada BP Berau agar dapat mengoptimalkan lulusan lokal khususnya dari lulusan Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (P2TIM-TB),” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Teluk Bintuni, Alimudin, di Kantor BP Berau, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga meminta kepada BP Berau membuka satu kelas program vokasi jangka menengah tiga tahun bagi putra-putri asli suku Bintuni. Program vokasi itu dapat dilaksanakan di Pusat Pelatihan yang dioperasikan Petrotekno di Ciloto, Puncak Bogor, Jawa Barat. “Usulan ini akan ditindaklanjuti oleh BP Berau dan spesifikasi pelatihannya ke SKK Migas sesuai kebutuhan proyek,” kata dia.
Sementara itu, Advisor Utama P2TIM-TB Rizal Azis menjamin kualitas lulusan dari P2TIM-TB yang seharusnya bisa menjadi daya tawar tersendiri khususnya bagi industri migas terutama pada tenaga kerja tingkatan semi skill. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengoptimalkan pekerja lokal dari P2TIM-TB. “Jadi tidak alasan untuk menolak lulusan P2TIM-TB karena telah sesuai dengan persyaratan,” kata dia.
Sebagai informasi, P2TIM-TB saat ini telah melahirkan 489 tenaga kerja bersertifikasi nasional dan internasional pada tingkatan semi skill. Di mana 253 di antaranya bekerja di BP Tangguh, sedangkan 45 bekerja di luar Papua termasuk 33 anak Papua yang bekerja di Super Crane Proyek Tol Jakarta, dan beberapa yang bekerja di luar negeri.
BP juga tengah mempersiapkan proses rekrutmen terhadap 42 anak-anak lulusan P2TIM-TB yang akan dikomunikasikan ke Chiyoda-Saipem-Tripatra-SAE (CSTS) sebagai kontraktor proyek Train-3 Tangguh.
“Tenaga kerja dari lulusan lokal masih banyak yang belum terserap. Untuk itu, kami meminta kepada BP Berau agar dapat mengoptimalkan lulusan lokal khususnya dari lulusan Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (P2TIM-TB),” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Teluk Bintuni, Alimudin, di Kantor BP Berau, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga meminta kepada BP Berau membuka satu kelas program vokasi jangka menengah tiga tahun bagi putra-putri asli suku Bintuni. Program vokasi itu dapat dilaksanakan di Pusat Pelatihan yang dioperasikan Petrotekno di Ciloto, Puncak Bogor, Jawa Barat. “Usulan ini akan ditindaklanjuti oleh BP Berau dan spesifikasi pelatihannya ke SKK Migas sesuai kebutuhan proyek,” kata dia.
Sementara itu, Advisor Utama P2TIM-TB Rizal Azis menjamin kualitas lulusan dari P2TIM-TB yang seharusnya bisa menjadi daya tawar tersendiri khususnya bagi industri migas terutama pada tenaga kerja tingkatan semi skill. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengoptimalkan pekerja lokal dari P2TIM-TB. “Jadi tidak alasan untuk menolak lulusan P2TIM-TB karena telah sesuai dengan persyaratan,” kata dia.
Sebagai informasi, P2TIM-TB saat ini telah melahirkan 489 tenaga kerja bersertifikasi nasional dan internasional pada tingkatan semi skill. Di mana 253 di antaranya bekerja di BP Tangguh, sedangkan 45 bekerja di luar Papua termasuk 33 anak Papua yang bekerja di Super Crane Proyek Tol Jakarta, dan beberapa yang bekerja di luar negeri.
BP juga tengah mempersiapkan proses rekrutmen terhadap 42 anak-anak lulusan P2TIM-TB yang akan dikomunikasikan ke Chiyoda-Saipem-Tripatra-SAE (CSTS) sebagai kontraktor proyek Train-3 Tangguh.
(fjo)