The Fed Pangkas Suku Bunga, Modal Asing Berpotensi Kabur dari Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, mengambil kebijakan darurat dengan menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate sebesar 100 basis points (bps) dari rentang 1%-1,25% ke level 0%-0,25%.
Selain itu, The Fed meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran USD700 miliar. Kebijakan ini diambil untuk melindungi ekonomi AS dari dampak penyebaran virus corona asal China.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan penurunan suku bunga The Fed akan membuat aliran modal asing kabar dari Indonesia.
"The Fed menurunkan suku bunga hingga 0%, artinya ekonomi global sedang rentan dan masuk jurang resesi. Ini menimbulkan kekhawatiran psikologis di pasar termasuk pasar negara berkembang. Pastinya akan sangat berdampak pada aliran modal asing yang ada di Indonesia," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Dia pun melanjutkan dengan kondisi tersebut, investor akan melakukan penarikan dana dari aset yang berisiko. Kemudian masuk ke instrumen aman seperti surat utang Treasury bills (surat utang pemerintah AS). Hal ini akan membuat mata uang garuda bakal semakin tertekan.
"Rupiah rentan mengalami pelemahan, bukan tidak mungkin tembus ke Rp15.000 per dolar AS dalam waktu dekat," jelasnya.
Sebagai informasi, The Fed juga mengatakan bakal kembali melakukan intervensi pasar dengan membeli obligasi pemerintah AS senilai USD700 miliar. The Fed pun melakukan kesepakatan dengan lima bank sentral lain, yaitu Bank of Canada, Bank of England, Bank of Japan, European Central Bank, dan Swiss Natinal Bank untuk menurunkan bunga operasi swap nilai tukar untuk menjaga pasar keuangan berjalan secara normal.
Selain itu, The Fed meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran USD700 miliar. Kebijakan ini diambil untuk melindungi ekonomi AS dari dampak penyebaran virus corona asal China.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan penurunan suku bunga The Fed akan membuat aliran modal asing kabar dari Indonesia.
"The Fed menurunkan suku bunga hingga 0%, artinya ekonomi global sedang rentan dan masuk jurang resesi. Ini menimbulkan kekhawatiran psikologis di pasar termasuk pasar negara berkembang. Pastinya akan sangat berdampak pada aliran modal asing yang ada di Indonesia," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Dia pun melanjutkan dengan kondisi tersebut, investor akan melakukan penarikan dana dari aset yang berisiko. Kemudian masuk ke instrumen aman seperti surat utang Treasury bills (surat utang pemerintah AS). Hal ini akan membuat mata uang garuda bakal semakin tertekan.
"Rupiah rentan mengalami pelemahan, bukan tidak mungkin tembus ke Rp15.000 per dolar AS dalam waktu dekat," jelasnya.
Sebagai informasi, The Fed juga mengatakan bakal kembali melakukan intervensi pasar dengan membeli obligasi pemerintah AS senilai USD700 miliar. The Fed pun melakukan kesepakatan dengan lima bank sentral lain, yaitu Bank of Canada, Bank of England, Bank of Japan, European Central Bank, dan Swiss Natinal Bank untuk menurunkan bunga operasi swap nilai tukar untuk menjaga pasar keuangan berjalan secara normal.
(ven)