Pandemi Corona Buat Rupiah Menderita ke Level Rp15.015
A
A
A
JAKARTA - Penyebaran pandemi corona yang menjadi berita utama di dunia terus menekan mata uang aset berisiko. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali menderita pada perdagangan Selasa (17/3/2020). Kurs rupiah di pasar spot Bloomberg, anjlok 83 poin atau 0,55% ke posisi Rp15.015 per USD pada pukul 10.08 WIB.
Di awal perdagangan, rupiah dibuka merosot 8 poin atau 0,05% ke level Rp14.940 per USD, berbanding penutupan Senin kemarin di posisi Rp14.932 per USD.
Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya pun tertekan pada Selasa ini. Won Korea Selatan memimpin pelemahan 1,31%, disusul rupiah 0,55%, rupee India jatuh 0,49%, yen Jepang melemah 0,48%, ringgit Malaysia turun 0,46%, dolar Taiwan melemah 0,18%, dan yuan China tergelincir 0,01%.
Adapun peso Filipina memimpin penguatan 0,69%, disusul baht Thailand naik 0,14%, dan dolar Singapura bergerak positif 0,08%.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan kurs tengah rupiah pada Selasa ini di Rp15.083 per USD, anjlok 265 poin berbanding Senin kemarin di Rp14.818 per USD.
Mata uang aset berisiko selama beberapa terakhir bergejolak akibat kekhawatiran wabah corona yang dapat memicu resesi ekonomi. Akibatnya sebagian besar perdagangan di valuta asing banyak yang mengurangi aset berisiko dan memilih mata uang safe haven.
"Likuiditas di pasar keuangan banyak yang menguap. Tindakan bank sentral global yang dilakukan bersama saat ini belum cukup untuk menyelesaikan pasar," tulis ANZ Bank di Reuters, Selasa (17/3/2020).
Sementara itu, indeks USD yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama berada di level 98,005, menguat dari posisi sebelumnya di 98,234. USD bangkit terhadap yen Jepang menjadi 106,33, setelah Senin berada di posisi terendah di 105,15 yen.
Di awal perdagangan, rupiah dibuka merosot 8 poin atau 0,05% ke level Rp14.940 per USD, berbanding penutupan Senin kemarin di posisi Rp14.932 per USD.
Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya pun tertekan pada Selasa ini. Won Korea Selatan memimpin pelemahan 1,31%, disusul rupiah 0,55%, rupee India jatuh 0,49%, yen Jepang melemah 0,48%, ringgit Malaysia turun 0,46%, dolar Taiwan melemah 0,18%, dan yuan China tergelincir 0,01%.
Adapun peso Filipina memimpin penguatan 0,69%, disusul baht Thailand naik 0,14%, dan dolar Singapura bergerak positif 0,08%.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan kurs tengah rupiah pada Selasa ini di Rp15.083 per USD, anjlok 265 poin berbanding Senin kemarin di Rp14.818 per USD.
Mata uang aset berisiko selama beberapa terakhir bergejolak akibat kekhawatiran wabah corona yang dapat memicu resesi ekonomi. Akibatnya sebagian besar perdagangan di valuta asing banyak yang mengurangi aset berisiko dan memilih mata uang safe haven.
"Likuiditas di pasar keuangan banyak yang menguap. Tindakan bank sentral global yang dilakukan bersama saat ini belum cukup untuk menyelesaikan pasar," tulis ANZ Bank di Reuters, Selasa (17/3/2020).
Sementara itu, indeks USD yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama berada di level 98,005, menguat dari posisi sebelumnya di 98,234. USD bangkit terhadap yen Jepang menjadi 106,33, setelah Senin berada di posisi terendah di 105,15 yen.
(ven)