Terapkan Mitigasi, IPCC Terminal Tetap Normal Beroperasi
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) tetap beroperasi normal dan mempertahankan kelancaran arus logistik dan bongkar muat kendaraan di tengah merebaknya wabah corona (Covid-19).
Kendati demikian, mitigasi tetap dijalankan dengan strategi pembagian shift bergilir bagi petugas, dibekali Alat Pelindung Diri (APD), operasi yang terstandardisasi, serta tambahan pelindung untuk pencegahan penyebaran virus corona.
IPCC Terminal menjadi garda terdepan negara dalam melayani ekspor-impor otomotif di Indonesia sehingga operasional IPC Car Terminal tetap berjalan normal 24/7 meskipun dengan pembagian shift tersebut.
IPCC Terminal tetap konsisten dan serius dalam mengupayakan pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan perusahaan, dengan memfasilitasi hand sanitizer di setiap sudut ruangan yang mudah di jangkau, pengukuran suhu bagi pekerja dan semua pihak yang berkepentingan yang masuk dan keluar area perkantoran maupun terminal.
Selain itu juga penerapan social distancing pada area kerumunan dan antrian serta pembagian masker bagi pekerja operasional dan front liner, penyemprotan disinfektan secara rutin, serta mulai membatasi atau menjadwalkan ulang bagi tamu yang akan berkunjung ke perusahaan.
Investor Relation IPCC Reza Priyambada mengatakan, kegiatan ekspor dan impor, khususnya segmen CBU, dalam beberapa pekan terakhir ini mengalami penurunan. Ini seiring beberapa negara tujuan ekspor sudah melakukan pembatasan, diantaranya Malaysia dan Filipina. Praktis, pengiriman untuk tujuan ke dua negara tersebut mengalami penurunan untuk sementara waktu.
"Sementara pangsa pasar kedua negara tersebut masing-masing sekitar 29% dan 1% dari total jumlah ekspor CBU," ujar Reza di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Hingga pertengahan Maret 2020, total ekspor CBU ke Filipina mencapai 6.455 unit atau lebih rendah 1,56% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sejumlah 6.557 unit.
Sementara, unit CBU yang di ekspor ke Malaysia hingga pertengahan Maret 2020 mencapai 128 unit atau turun 58,84% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sejumlah 311 unit.
Selain CBU, untuk segmen alat berat pun juga mengalami penurunan untuk kedua negara tersebut. Hingga pertengahan Maret 2020, pengiriman ekspor alat berat ke Filipina turun 32,43% YoY menjadi 25 unit. Sedangkan, ke Malaysia turun 58,82% menjadi 14 unit alat berat.
IPCC terminal juga masih belum membatasi kedatangan Kapal RoRo, dimana kapal-kapal tersebut masih bersandar sesuai jadwal rutin tetap. Akan tetapi, dari segi jumlah muatan ada pengurangan. Hal ini terpengaruh dari sejumlah negara yang telah melakukan kebijakan pembatasan aktivitas ekspor impor.
Sementara untuk kegiatan operasional di terminal domestik, terlihat meningkat sedikit sebesar 6,28%. Namun, untuk alat berat cenderung turun drastis mencapai 57,12% yang di sebabkan di beberapa daerah menerapkan kebijakan terkait dengan antisipasi penyebaran virus Covid-19.
Selain itu, industri otomotif dalam negeri juga mengalami penurunan produksi dikarenakan beberapa komponen yang masih diimpor dari negara lain yang menerapkan kebijakan pembatasan tersebut.
Diharapkan pembatasan-pembatasan tersebut bersifat sementara dan juga diharapkan masih ada sejumlah negara lain yang tidak mengurangi aktivitas ekspor impor otomotifnya sehingga pembatasan dari Malaysia dan Filipina dapat diimbangi dari aktivitas bongkar muat otomotif di negara-negara lainnya.
Kendati demikian, mitigasi tetap dijalankan dengan strategi pembagian shift bergilir bagi petugas, dibekali Alat Pelindung Diri (APD), operasi yang terstandardisasi, serta tambahan pelindung untuk pencegahan penyebaran virus corona.
IPCC Terminal menjadi garda terdepan negara dalam melayani ekspor-impor otomotif di Indonesia sehingga operasional IPC Car Terminal tetap berjalan normal 24/7 meskipun dengan pembagian shift tersebut.
IPCC Terminal tetap konsisten dan serius dalam mengupayakan pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan perusahaan, dengan memfasilitasi hand sanitizer di setiap sudut ruangan yang mudah di jangkau, pengukuran suhu bagi pekerja dan semua pihak yang berkepentingan yang masuk dan keluar area perkantoran maupun terminal.
Selain itu juga penerapan social distancing pada area kerumunan dan antrian serta pembagian masker bagi pekerja operasional dan front liner, penyemprotan disinfektan secara rutin, serta mulai membatasi atau menjadwalkan ulang bagi tamu yang akan berkunjung ke perusahaan.
Investor Relation IPCC Reza Priyambada mengatakan, kegiatan ekspor dan impor, khususnya segmen CBU, dalam beberapa pekan terakhir ini mengalami penurunan. Ini seiring beberapa negara tujuan ekspor sudah melakukan pembatasan, diantaranya Malaysia dan Filipina. Praktis, pengiriman untuk tujuan ke dua negara tersebut mengalami penurunan untuk sementara waktu.
"Sementara pangsa pasar kedua negara tersebut masing-masing sekitar 29% dan 1% dari total jumlah ekspor CBU," ujar Reza di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Hingga pertengahan Maret 2020, total ekspor CBU ke Filipina mencapai 6.455 unit atau lebih rendah 1,56% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sejumlah 6.557 unit.
Sementara, unit CBU yang di ekspor ke Malaysia hingga pertengahan Maret 2020 mencapai 128 unit atau turun 58,84% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sejumlah 311 unit.
Selain CBU, untuk segmen alat berat pun juga mengalami penurunan untuk kedua negara tersebut. Hingga pertengahan Maret 2020, pengiriman ekspor alat berat ke Filipina turun 32,43% YoY menjadi 25 unit. Sedangkan, ke Malaysia turun 58,82% menjadi 14 unit alat berat.
IPCC terminal juga masih belum membatasi kedatangan Kapal RoRo, dimana kapal-kapal tersebut masih bersandar sesuai jadwal rutin tetap. Akan tetapi, dari segi jumlah muatan ada pengurangan. Hal ini terpengaruh dari sejumlah negara yang telah melakukan kebijakan pembatasan aktivitas ekspor impor.
Sementara untuk kegiatan operasional di terminal domestik, terlihat meningkat sedikit sebesar 6,28%. Namun, untuk alat berat cenderung turun drastis mencapai 57,12% yang di sebabkan di beberapa daerah menerapkan kebijakan terkait dengan antisipasi penyebaran virus Covid-19.
Selain itu, industri otomotif dalam negeri juga mengalami penurunan produksi dikarenakan beberapa komponen yang masih diimpor dari negara lain yang menerapkan kebijakan pembatasan tersebut.
Diharapkan pembatasan-pembatasan tersebut bersifat sementara dan juga diharapkan masih ada sejumlah negara lain yang tidak mengurangi aktivitas ekspor impor otomotifnya sehingga pembatasan dari Malaysia dan Filipina dapat diimbangi dari aktivitas bongkar muat otomotif di negara-negara lainnya.
(ind)