Ada Pandemi Covid-19, Erick Thohir Pilah-Pilah Proyek Strategis
Rabu, 01 April 2020 - 15:47 WIB
Ada Pandemi Covid-19, Erick Thohir Pilah-Pilah Proyek Strategis
A
A
A
JAKARTA - Dalam situasi darurat pandemi Covid-19, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya tengah memetakan serta memilah-milah proyek strategis yang harus tetap berjalan dan mana yang bisa ditunda.
"Nah, salah satu (proyek) yang pasti saya mau tetap jalan ialah proyek listrik 35.000 megawatt (MW) itu," ujar Erick di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Menurut dia, meski di situasi sekarang pertumbuhan listrik mengalami perlambatan, ke depannya kebutuhan listrik akan terus meningkat. Terlebih, saat ini semakin banyak konversi penggunaan energi fosil ke listrik, dengan munculnya kendaraan listrik dan lainnya. Kebutuhan listrkk industri pun diprediksi akan terus meningkat ke depan.
"Makanya kita bilang seluruh proyek strategis harus tetap jalan untuk antisipasi, nanti jangan sampai ekonominya yang lain kembali, kita masih stagnan karena kita telat mengantisipasi," ungkap Erick.
Untuk memastikan semuanya berjalan, Erick mengaku telah berbagi tugas dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait perizinan dan masalah-masalah lainnya di lapangan.
"Saya minta Kepala BKPM untuk support, tetapi untuk yang proses bisnis, decision making-nya biar di kami, karena memang domainnya di kami. Kami pengelolanya," lanjutnya.
Erick optimistis Indonesia berpotensi menjadi lokasi pilihan sejumlah produsen untuk mengalihkan fasilitas produksinya saat ini. Menurut dia, hal ini terkait rantai pasok di mana produsen tak ingin lagi hanya terfokus di satu negara, semisal China, atau India.
"Pasti mereka akan coba lebarkan risikonya, supaya risikonya turun dia lebarkan manufacturing produksi support-nya. Ini yang harus kita ambil kesempatannya, jangan kita terlena," tegas Erick.
"Nah, salah satu (proyek) yang pasti saya mau tetap jalan ialah proyek listrik 35.000 megawatt (MW) itu," ujar Erick di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Menurut dia, meski di situasi sekarang pertumbuhan listrik mengalami perlambatan, ke depannya kebutuhan listrik akan terus meningkat. Terlebih, saat ini semakin banyak konversi penggunaan energi fosil ke listrik, dengan munculnya kendaraan listrik dan lainnya. Kebutuhan listrkk industri pun diprediksi akan terus meningkat ke depan.
"Makanya kita bilang seluruh proyek strategis harus tetap jalan untuk antisipasi, nanti jangan sampai ekonominya yang lain kembali, kita masih stagnan karena kita telat mengantisipasi," ungkap Erick.
Untuk memastikan semuanya berjalan, Erick mengaku telah berbagi tugas dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait perizinan dan masalah-masalah lainnya di lapangan.
"Saya minta Kepala BKPM untuk support, tetapi untuk yang proses bisnis, decision making-nya biar di kami, karena memang domainnya di kami. Kami pengelolanya," lanjutnya.
Erick optimistis Indonesia berpotensi menjadi lokasi pilihan sejumlah produsen untuk mengalihkan fasilitas produksinya saat ini. Menurut dia, hal ini terkait rantai pasok di mana produsen tak ingin lagi hanya terfokus di satu negara, semisal China, atau India.
"Pasti mereka akan coba lebarkan risikonya, supaya risikonya turun dia lebarkan manufacturing produksi support-nya. Ini yang harus kita ambil kesempatannya, jangan kita terlena," tegas Erick.
(fjo)
