Tumbuh Signifikan, Trade Finance dan Funding Retail Jadi Andalan Bank Bukopin
A
A
A
JAKARTA - Bank Bukopin berhasil menutup tahun 2019 dengan membukukan pertumbuhan kinerja secara signifikan. Selama periode tersebut, sektor trade finance menjadi salah satu andalan Perseroan untuk memacu pertumbuhan bisnis.
Berdasarkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2019 yang dipublikasikan pada 4 April 2020, beberapa produk trade finance menjadi andalan Perseroan sepanjang 2019, diantaranya adalah Bank Garansi, Flexy Bill, Flexy Health, Flexy Gas, dan Flexy Pay.
Selama periode tersebut, produk Bank Garansi Bank Bukopin tumbuh 49% menjadi Rp112,68 miliar dibandingkan periode 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp75,48 miliar. Pada periode yang sama Flexy Bill juga tercatat tumbuh signifikan sebesar 212% menjadi Rp66,74 miliar dibandingkan periode sebelumnya secara year-on-year sebesar Rp21,35 miliar.
Sedangkan pencapaian kinerja 2 produk terbaru dari rangkaian produk Flexy, yaitu Flexy Health mencatat pendapatan Rp1,62 miliar sepanjang Maret hingga Desember 2019, dan Flexy Gas mencatat pendapatan Rp6,06 miliar di Desember 2019.
Secara keseluruhan, sepanjang 2019 Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp217 miliar, tumbuh 14% dibandingkan dengan pencapaian laba pada tahun 2018. Sebelumnya, pada tahun 2018, Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp Rp190 miliar.
Pencapaian tersebut juga meningkat jika dibandingkan dengan realisasi kinerja pada kuartal III/2019, dimana Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp151 miliar.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo mengatakan pencapaian pertumbuhan laba Perseroan pada tahun 2019 sesuai dengan rencana dan strategi yang telah ditetapkan Bank Bukopin untuk tumbuh berkelanjutan.
“Di tengah situasi ekonomi yang cukup menantang, kami bersyukur Bank Bukopin dapat menjaga konsistensi untuk terus tumbuh,” ujarnya hari ini.
Realisasi pencapaian laba bersih Perseroan pada tahun 2019 dikontribusikan oleh pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp2 triliun serta dari pendapatan operasional lainnya (fee based income) sebesar Rp784 miliar.
Pada pos fee based income, produk trade finance Perseroan tercatat tumbuh signifikan 96% menjadi Rp235,90 miliar dibandingkan periode 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp120,22 miliar.
Per 31 Desember 2019, aset Perseroan tercatat sebesar Rp100,29 triliun, meningkat dibandingkan posisi aset per 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp95,64 triliun.
Eko menjelaskan selama 2019 Bank Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp69,54 triliun, meningkat 4,67% dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit pada 2018 sebesar Rp66,44 triliun.
Sesuai dengan fokus bisnis Perseroan, kredit yang disalurkan untuk nasabah sebagian besar adalah segmen ritel, yaitu sebesar 68,44% dari total kredit. Pertumbuhan tertinggi dicatat segmen UMKM yaitu sebesar Rp30,99 triliun dan segmen Konsumer sebesar Rp16,60 triliun.
Di sisi lain, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Perseroan juga terus meningkat. Hal itu terlihat dari realisasi Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp80,81 triliun, tumbuh 6% dibandingkan dengan posisi Dana Pihak Ketiga pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp76,15 triliun.
Pertumbuhan DPK terbesar disumbang dari segmen ritel sebesar Rp55,31 triliun. DPK Bank Bukopin dalam bentuk Giro sebesar Rp12,97 triliun, tabungan Rp19,13 triliun dan sisanya sebesar Rp48,70 triliun merupakan Deposito.
Pada sisi kualitas kredit, hingga 31 Desember 2019 rasio NPL net Bank Bukopin berada di kisaran 4,45%, membaik dibandingkan dengan posisi NPL net pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,75%.
Pada periode yang sama rasio NSFR dan LCR Perseroan masing-masing tercatat 106,19% dan123,36%.
Selain beberapa pencapaian pada kinerja keuangan, pada 2019 Perseroan juga berhasil meluncurkan beberapa layanan baru diantaranya adalah layanan Virtual Interactive Online Assistant yang diberi nama Viola.
Layanan tersebut merupakan bentuk inovasi digital banking yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat guna mendapatkan informasi seputar layanan Perbankan dengan lebih mudah dan cepat, khususnya pembukaan rekening baru, setor tunai, tarik tunai, aktivasi kartu kredit, dan blokir kartu serta layanan informasi pribadi nasabah seperti informasi saldo, rekening koran dan informasi seputar kartu kredit Bank Bukopin.
Pada Desember 2019 Bank Bukopin telah menyepakati kerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Riau dalam melakukan Pendistribusian Dana Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melalui layanan Virtual Account dan Cash Card berbasis rekening giro pada aplikasi Lancang Kuning, yaitu layanan elektronik milik Kepolisian Daerah Riau untuk menyalurkan dana ke lokasi karhutla terjadi.
Dana tersebut dapat ditarik dengan menggunakan kartu ATM/debit Bank Bukopin.
Eko mengungkapkan Bank Bukopin akan terus memacu pertumbuhan kinerja pada tahun 2020 dengan melakukan perbaikan kualitas, peningkatan produktivitas, dan mengoptimalkan proses digitalisasi.
Perseroan juga akan memacu pendapatan dari sejumlah produk andalan, diantaranya melalui produk Flexy Bill, yaitu pembiayaan pembayaran tagihan listrik untuk pelanggan korporasi dan Flexy Gas yang merupakan layanan sejenis yang ditujukan bagi pelanggan korporasi untuk membiayai pembayaran tagihan gas, serta Flexy Health, yaitu pembiayaan tagihan BPJS Kesehatan.
Berdasarkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2019 yang dipublikasikan pada 4 April 2020, beberapa produk trade finance menjadi andalan Perseroan sepanjang 2019, diantaranya adalah Bank Garansi, Flexy Bill, Flexy Health, Flexy Gas, dan Flexy Pay.
Selama periode tersebut, produk Bank Garansi Bank Bukopin tumbuh 49% menjadi Rp112,68 miliar dibandingkan periode 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp75,48 miliar. Pada periode yang sama Flexy Bill juga tercatat tumbuh signifikan sebesar 212% menjadi Rp66,74 miliar dibandingkan periode sebelumnya secara year-on-year sebesar Rp21,35 miliar.
Sedangkan pencapaian kinerja 2 produk terbaru dari rangkaian produk Flexy, yaitu Flexy Health mencatat pendapatan Rp1,62 miliar sepanjang Maret hingga Desember 2019, dan Flexy Gas mencatat pendapatan Rp6,06 miliar di Desember 2019.
Secara keseluruhan, sepanjang 2019 Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp217 miliar, tumbuh 14% dibandingkan dengan pencapaian laba pada tahun 2018. Sebelumnya, pada tahun 2018, Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp Rp190 miliar.
Pencapaian tersebut juga meningkat jika dibandingkan dengan realisasi kinerja pada kuartal III/2019, dimana Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp151 miliar.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo mengatakan pencapaian pertumbuhan laba Perseroan pada tahun 2019 sesuai dengan rencana dan strategi yang telah ditetapkan Bank Bukopin untuk tumbuh berkelanjutan.
“Di tengah situasi ekonomi yang cukup menantang, kami bersyukur Bank Bukopin dapat menjaga konsistensi untuk terus tumbuh,” ujarnya hari ini.
Realisasi pencapaian laba bersih Perseroan pada tahun 2019 dikontribusikan oleh pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp2 triliun serta dari pendapatan operasional lainnya (fee based income) sebesar Rp784 miliar.
Pada pos fee based income, produk trade finance Perseroan tercatat tumbuh signifikan 96% menjadi Rp235,90 miliar dibandingkan periode 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp120,22 miliar.
Per 31 Desember 2019, aset Perseroan tercatat sebesar Rp100,29 triliun, meningkat dibandingkan posisi aset per 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp95,64 triliun.
Eko menjelaskan selama 2019 Bank Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp69,54 triliun, meningkat 4,67% dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit pada 2018 sebesar Rp66,44 triliun.
Sesuai dengan fokus bisnis Perseroan, kredit yang disalurkan untuk nasabah sebagian besar adalah segmen ritel, yaitu sebesar 68,44% dari total kredit. Pertumbuhan tertinggi dicatat segmen UMKM yaitu sebesar Rp30,99 triliun dan segmen Konsumer sebesar Rp16,60 triliun.
Di sisi lain, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Perseroan juga terus meningkat. Hal itu terlihat dari realisasi Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp80,81 triliun, tumbuh 6% dibandingkan dengan posisi Dana Pihak Ketiga pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp76,15 triliun.
Pertumbuhan DPK terbesar disumbang dari segmen ritel sebesar Rp55,31 triliun. DPK Bank Bukopin dalam bentuk Giro sebesar Rp12,97 triliun, tabungan Rp19,13 triliun dan sisanya sebesar Rp48,70 triliun merupakan Deposito.
Pada sisi kualitas kredit, hingga 31 Desember 2019 rasio NPL net Bank Bukopin berada di kisaran 4,45%, membaik dibandingkan dengan posisi NPL net pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,75%.
Pada periode yang sama rasio NSFR dan LCR Perseroan masing-masing tercatat 106,19% dan123,36%.
Selain beberapa pencapaian pada kinerja keuangan, pada 2019 Perseroan juga berhasil meluncurkan beberapa layanan baru diantaranya adalah layanan Virtual Interactive Online Assistant yang diberi nama Viola.
Layanan tersebut merupakan bentuk inovasi digital banking yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat guna mendapatkan informasi seputar layanan Perbankan dengan lebih mudah dan cepat, khususnya pembukaan rekening baru, setor tunai, tarik tunai, aktivasi kartu kredit, dan blokir kartu serta layanan informasi pribadi nasabah seperti informasi saldo, rekening koran dan informasi seputar kartu kredit Bank Bukopin.
Pada Desember 2019 Bank Bukopin telah menyepakati kerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Riau dalam melakukan Pendistribusian Dana Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melalui layanan Virtual Account dan Cash Card berbasis rekening giro pada aplikasi Lancang Kuning, yaitu layanan elektronik milik Kepolisian Daerah Riau untuk menyalurkan dana ke lokasi karhutla terjadi.
Dana tersebut dapat ditarik dengan menggunakan kartu ATM/debit Bank Bukopin.
Eko mengungkapkan Bank Bukopin akan terus memacu pertumbuhan kinerja pada tahun 2020 dengan melakukan perbaikan kualitas, peningkatan produktivitas, dan mengoptimalkan proses digitalisasi.
Perseroan juga akan memacu pendapatan dari sejumlah produk andalan, diantaranya melalui produk Flexy Bill, yaitu pembiayaan pembayaran tagihan listrik untuk pelanggan korporasi dan Flexy Gas yang merupakan layanan sejenis yang ditujukan bagi pelanggan korporasi untuk membiayai pembayaran tagihan gas, serta Flexy Health, yaitu pembiayaan tagihan BPJS Kesehatan.
(atk)