Mogok pedagang ayam Bandung untuk sampaikan aspirasi

Jum'at, 13 Juli 2012 - 19:04 WIB
Mogok pedagang ayam Bandung untuk sampaikan aspirasi
Mogok pedagang ayam Bandung untuk sampaikan aspirasi
A A A
Sindonews.com - Para pedagang ayam di pasar tradisional se-Bandung membuktikan ancamannya. Hari ini, pantauan di sejumlah pasar tradisional tidak ada pedagang ayam.

Ancaman itu sebelumnya diserukan Persatuan Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa Barat yang menghimpun ribuan para pedagang ayam di Bandung dan Jabar, bahwa mogok jualan ayam dilakukan dua hari, yakni Kamis 12 Juli dan Jumat (13/7/2012). Mogok dilakukan karena tingginya harga ayam akibat mahalnya harga anak ayam (DOC).

"Kasus pedagang pasar itu bagian upaya penyampaian aspirasi, kita akui itu, sambil harapannya didengar pengusaha/peternak DOC," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Ferry Sofwan, di Bandung.

Dia berharap, mogok tersebut tidak dibarengi aksi sweeping hingga berujung kepada tindakan anarkis. Dia menyarankan supaya para penjual ayam memilih mengurangi dagangannya daripada melakukan mogok, sambil menunggu hasil pertemuan antara pengusaha DOC dan pemerintah yang dijadwalkan Selasa 17 Juli mendatang, untuk membahas tingginya harga DOC.

Kepada masyarakat, Ferry mengimbau supaya jangan khawatir atas mogok yang dilakukan para pedagang ayam. "Jangan khawatir, mudah-mudahan tidak terlalu lama (mogok)," harapnya.

Menurutnya, sebagian masyarakat sebenarnya relatif masih bisa membeli ayam yakni melalui ritel modern. Hanya saja, masyarakat diimbau jangan sampai panik hingga mengerubungi ritel modern untuk membeli ayam karena hanya akan membuat harga ayam makin naik. “Masyarakat jangan khawatir, kan masih bisa beli ikan atau yang lainnya,” katanya.

Ferry mengungkapkan, saat ini di Jabar ada 600 pasar tradisional dan 200 ritel modern. Untuk pengusaha DOC sendiri, Jabar merupakan yang terbesar yang jumlahnya mencapai 69 perusahaan dan menghasilnya 20 juta DOC perminggu. Dari jumlah tersebut 60 persen untuk Jabar, dan sisanya ke luar Jabar.

“Masalahnya kan Jabar sentra DOC kok mahal, itu masalahnya. Di daerah lain mahal wajar karena bukan sentral,” kata dia. Maka dalam pertemuan dengan pengusaha DOC nanti akan dibahas jalan keluar menghadapi tingginya harga DOC yang membuat mahalnya harga ayam.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9082 seconds (0.1#10.140)