Harga daging di Jateng merangkak naik

Selasa, 24 Juli 2012 - 07:00 WIB
Harga daging di Jateng merangkak naik
Harga daging di Jateng merangkak naik
A A A
Sindonews.com - Memasuki hari ketiga bulan puasa, harga daging sapi di pasaran sudah mengalami kenaikan. Kendati belum signifikan, kenaikan harga daging ini biasanya akan diikuti dengan kenaikan kebutuhan lainnya menjelang Lebaran.

Dari 12 jenis daging sapi, harganya saat ini rata-rata Rp63.000-Rp68.000/kg, tergantung kualitas. “Ada kenaikan Rp5.000 dari bulan sebelumnya. Mendekati Lebaran, biasanya harga daging sapi bisa mencapai Rp75.000/kg,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, Whitono saat di gedung DPRD Jateng, usai memantau di pasar-pasar, Senin (23/7/2012).

Pemerintah saat ini membatasi impor akibat beberapa waktu lalu terjadi impor yang berlebihan, menyebabkan harga daging sapi mengalami penurunan. Upaya yang dilakukan pemerintah dengan menetapkan kuota impor yang terus dikurangi.

"Pada 2010 impor mencapai 50 persen, diturunkan 35 persen dan tahun ini diturunkan 17,5 persen dan tahun depan diturunkan lagi. Pengurangan impor ini berpengaruh terhadap kenaikan harga daging sapi di pasaran,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya penjualan daging gelonggongan, pihaknya sudah memberikan surat edaran kepada kabupaten dan kota agar melakukan pengawasan terhadap peredaran daging. Daging yang beredar ini harus aman, sehat, utuh dan halal (asuh).

Daerah yang diwaspadai menjadi pemasok daging gelonggongan adalah di Boyolali, meski daerah lain juga menjadi pemasok daging sapi. “Di Salatiga, di Solo, (pengawasan) kita berlanjut terus baik di RPH dan pasar-pasar. Selama ini belum ada temuan (daging gelonggong),” katanya.

“Menjelang Lebaran biasanya ada, jangan sampai ada pemalsuan daging. Ini tidak sehat, karena ada air, sebenarnya merugi karena akan menyusut,” imbuhnya.

Terkait stok, kebutuhan daging sapi di Jateng ini masih surplus karena dari Januari-Juni 2012 sudah dikirim 58.000 ekor sapi ke Jakarta, Jawa Barat dan daerah lainnya di Indonesia. Populasi sapi di Jateng, ada sekitar 1,9 juta ekor. “Potensi yang dipotong ada sektar 500 ribu ekor,“ urainya.

Anggota Komisi B DPRD Jateng Istajib AS mengatakan, kenaikan harga daging selama ini memang kurang mendapat perhatian. Pemerintah baru bisa mengupayakan penurunan harga untuk kebutuhan pokok beras dan gula pasir.

Seperti yang telah diatur dalam surat keputusan bersama (SKB) dua menteri, operasi pasar untuk komoditas ini bisa dilakukan jika terjadi kenaikan di atas 25 persen selama tiga bulan berturut-turut.

“Regulasi ini sebetulnya juga tidak terlalu menguntungkan rakyat kecil. Karena biasanya kenaikan harga ini tidak sampai tiga bulan, sudah normal kembali,” jelasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8617 seconds (0.1#10.140)