Indonesia usung tiga prioritas di APEC 2013
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia terus mempersiapkan diri menjelang pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengusung tiga isu utama sebagai prioritas.
Ketiga prioritas tersebut adalah mencapai the Bogor Goals, mewujudkan mencapai kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan, dan mendorong terwujudnya konektivitas.
Isu tersebut diarahkan untuk mewujudkan tema APEC di bawah keketuaan Indonesia tahun ini, yaitu menjadikan Asia Pasifik yang berdaya tahan sebagai mesin penggerak pertumbuhan dunia.
"Untuk berkontribusi secara positif bagi perekonomian dunia, APEC harus mampu meningkatkan daya tahannya sendiri," ujar Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/1/2013).
Gita mengungkapkan, di hadapan para Menteri Ekonomi APEC dalam acara APEC Ministerial Working Lunch, di sela-sela pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, dirinya sudah menekankan pentingnya untuk melanjutkan upaya pencapaian the Bogor Goals.
"Kita perlu memberikan penekanan yang seimbang dalam mendorong agenda Bogor Goals, yakni liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, serta investasi yang didukung kerja sama ekonomi dan teknis, seperti yang tertuang dalam APEC Bogor Declaration tahun 1994," tuturnya.
Mendag juga menggarisbawahi pentingnya mencapai pembangunan yang berkelanjutan dengan mengutamakan keadilan dan kesetaraan di antara ekonomi anggota APEC. Jurang pembangunan antar ekonomi dan antar pelaku usaha harus diperkecil, antara lain melalui program-proram asistensi dan investasi pengembangan SDM, dukungan nyata bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan pengembangan inovasi yang dibarengi upaya untuk terus mendukung kelestarian lingkungan.
Dalam proses mengurangi emisi karbon, Indonesia tahun ini akan mengusulkan penambahan beberapa produk pertanian yang ramah lingkungan, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet, agar dapat dimasukkan ke dalam daftar APEC Environmental Goods (EGs). Menurut Mendag, selain mendorong pelestarian lingkungan, produk berbasis pertanian ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, dan pada akhirnya memperkecil disparitas ekonomi antar anggota.
Terkait dengan kesetaraan, Indonesia akan mendorong agar APEC dapat lebih memberdayakan UKM, perempuan, generasi muda dan kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan. Mendag mengatakan, hal ini harus sejalan dengan upaya mencapai ketahanan pangan, pembukaan akses kepada pembiayaan, mendorong peningkatan kualitas kesehatan, termasuk pelibatan UKM dalam rantai produksi global.
Gita akan mengajak para Menteri Ekonomi APEC untuk meningkatkan daya saing kawasan Asia Pasifik dengan memperkuat konektivitas, sehingga transaksi perdagangan dapat menjadi lebih murah, cepat, mudah, dan aman.
Ketiga prioritas tersebut adalah mencapai the Bogor Goals, mewujudkan mencapai kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan, dan mendorong terwujudnya konektivitas.
Isu tersebut diarahkan untuk mewujudkan tema APEC di bawah keketuaan Indonesia tahun ini, yaitu menjadikan Asia Pasifik yang berdaya tahan sebagai mesin penggerak pertumbuhan dunia.
"Untuk berkontribusi secara positif bagi perekonomian dunia, APEC harus mampu meningkatkan daya tahannya sendiri," ujar Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/1/2013).
Gita mengungkapkan, di hadapan para Menteri Ekonomi APEC dalam acara APEC Ministerial Working Lunch, di sela-sela pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, dirinya sudah menekankan pentingnya untuk melanjutkan upaya pencapaian the Bogor Goals.
"Kita perlu memberikan penekanan yang seimbang dalam mendorong agenda Bogor Goals, yakni liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, serta investasi yang didukung kerja sama ekonomi dan teknis, seperti yang tertuang dalam APEC Bogor Declaration tahun 1994," tuturnya.
Mendag juga menggarisbawahi pentingnya mencapai pembangunan yang berkelanjutan dengan mengutamakan keadilan dan kesetaraan di antara ekonomi anggota APEC. Jurang pembangunan antar ekonomi dan antar pelaku usaha harus diperkecil, antara lain melalui program-proram asistensi dan investasi pengembangan SDM, dukungan nyata bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan pengembangan inovasi yang dibarengi upaya untuk terus mendukung kelestarian lingkungan.
Dalam proses mengurangi emisi karbon, Indonesia tahun ini akan mengusulkan penambahan beberapa produk pertanian yang ramah lingkungan, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet, agar dapat dimasukkan ke dalam daftar APEC Environmental Goods (EGs). Menurut Mendag, selain mendorong pelestarian lingkungan, produk berbasis pertanian ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, dan pada akhirnya memperkecil disparitas ekonomi antar anggota.
Terkait dengan kesetaraan, Indonesia akan mendorong agar APEC dapat lebih memberdayakan UKM, perempuan, generasi muda dan kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan. Mendag mengatakan, hal ini harus sejalan dengan upaya mencapai ketahanan pangan, pembukaan akses kepada pembiayaan, mendorong peningkatan kualitas kesehatan, termasuk pelibatan UKM dalam rantai produksi global.
Gita akan mengajak para Menteri Ekonomi APEC untuk meningkatkan daya saing kawasan Asia Pasifik dengan memperkuat konektivitas, sehingga transaksi perdagangan dapat menjadi lebih murah, cepat, mudah, dan aman.
(gpr)