Venezuela dibayangi peningkatan inflasi
A
A
A
Sindonews.com - Venezuela tengah berupaya melindungi ekonomi dari kenaikan harga, setelah sakit Presiden Hugo Chavez, mendevaluasi bolivar, mata uang Venezuela untuk kelima kalinya dalam sembilan tahun.
Menteri Keuangan Venezuela, Jorge Giordani mengungkapkan, Chavez, yang baru pulih dari operasi kanker di Havana, Kuba, memerintahkan kementerian untuk melemahkan nilai tukar sebesar 32 persen menjadi 6,3 bolivar per dolar AS mulai 13 Februari 2013.
Dilansir Bloomberg, Senin (11/2/1013), pusat perdagangan Consecomercio di Caracas mengatakan, melemahnya mata uang bolivar dapat memicu inflasi lebih cepat, apalagi sekitar 70 persen produk yang dikonsumsi masyarakat Venezuela diimpor atau bahan bakunya berasal dari luar negeri.
Ketua perusahaan polling Datanalis, yang berbasis di Caracas, Luis Vicente Leon menilai, langkah pemerintah mempersempit defisit anggaran, dapat merusak dukungan terhadap Chavez dan sekutu-sekutunya menjelang pemilu tahun ini karena kenaikan biaya hidup.
"Setiap kebijakan ekonomi selalu memiliki pemenang dan pecundang. Tidak ada yang mengurangi nilai untuk bersenang-senang. Jika Anda mendevaluasi untuk memperbaiki masalah, selalu akan ada harga yang harus dibayar," tandas Leon.
Menteri Keuangan Venezuela, Jorge Giordani mengungkapkan, Chavez, yang baru pulih dari operasi kanker di Havana, Kuba, memerintahkan kementerian untuk melemahkan nilai tukar sebesar 32 persen menjadi 6,3 bolivar per dolar AS mulai 13 Februari 2013.
Dilansir Bloomberg, Senin (11/2/1013), pusat perdagangan Consecomercio di Caracas mengatakan, melemahnya mata uang bolivar dapat memicu inflasi lebih cepat, apalagi sekitar 70 persen produk yang dikonsumsi masyarakat Venezuela diimpor atau bahan bakunya berasal dari luar negeri.
Ketua perusahaan polling Datanalis, yang berbasis di Caracas, Luis Vicente Leon menilai, langkah pemerintah mempersempit defisit anggaran, dapat merusak dukungan terhadap Chavez dan sekutu-sekutunya menjelang pemilu tahun ini karena kenaikan biaya hidup.
"Setiap kebijakan ekonomi selalu memiliki pemenang dan pecundang. Tidak ada yang mengurangi nilai untuk bersenang-senang. Jika Anda mendevaluasi untuk memperbaiki masalah, selalu akan ada harga yang harus dibayar," tandas Leon.
(dmd)