Produksi gula semut surplus 3 Ton per minggu
A
A
A
Sindonews.com - Produksi gula semut di Kulonprogo, DI Yogyakarta (DIY) surplus hingga tiga ton per minggu. Kondisi ini terjadi karena pengusaha hanya mampu mengirimkan sembilan ton gula semut dalam sepekan. Padahal, produksi mencapai 12 ton. Akibatnya, terjadi penumpukan stok.
Suparyono, salah satu eksportir gula semut di bawah bendera CV Menorehpolitan mengatakan, surplus produksi gula semut terjadi karena masyarakat yang biasa memproduksi gula jawa batok beralih ke gula semut. Peralihan dipicu turunnya harga gula jawa, sedangkan harga gula semut lebih stabil.
"Sekarang permintaan alat berupa ayakan gula semut saja meningkat sampai 70 persen. Banyak petani yang beralih ke gula semut setelah harga gula jawa turun," kata Suparyono, Selasa (12/2/2013).
Dia menjelaskan, surplus produksi gula semut cukup menguntungkan, jika semua petani memiliki oven pengering. Sehingga gula semut yang disetorkan sudah dalam keadaan kering dan gula semut dapat disimpan untuk menutup kekurangan pasokan di musim kering.
"Sekarang, repotnya tidak semua petani punya oven. Jadi banyak gula semut yang disetor dalam kondisi basah. Membagikan oven satu persatu juga tidak mungkin karena terlalu mahal. Kalau kering kan bisa disimpan untuk tahun depan saat musim kering," jelasnya.
Karena itu, dia berharap ada bantuan oven bagi petani gula semut agar surplus gula yang diproduksi dapat lebih awet dan disimpan lebih lama.
Suparyono, salah satu eksportir gula semut di bawah bendera CV Menorehpolitan mengatakan, surplus produksi gula semut terjadi karena masyarakat yang biasa memproduksi gula jawa batok beralih ke gula semut. Peralihan dipicu turunnya harga gula jawa, sedangkan harga gula semut lebih stabil.
"Sekarang permintaan alat berupa ayakan gula semut saja meningkat sampai 70 persen. Banyak petani yang beralih ke gula semut setelah harga gula jawa turun," kata Suparyono, Selasa (12/2/2013).
Dia menjelaskan, surplus produksi gula semut cukup menguntungkan, jika semua petani memiliki oven pengering. Sehingga gula semut yang disetorkan sudah dalam keadaan kering dan gula semut dapat disimpan untuk menutup kekurangan pasokan di musim kering.
"Sekarang, repotnya tidak semua petani punya oven. Jadi banyak gula semut yang disetor dalam kondisi basah. Membagikan oven satu persatu juga tidak mungkin karena terlalu mahal. Kalau kering kan bisa disimpan untuk tahun depan saat musim kering," jelasnya.
Karena itu, dia berharap ada bantuan oven bagi petani gula semut agar surplus gula yang diproduksi dapat lebih awet dan disimpan lebih lama.
(izz)