Indomie ingin dijual ke negara maju via Nigeria
A
A
A
Sindonews.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, perusahaan-perusahaan Indonesia perlu didorong untuk melakukan investasi di Nigeria. Dengan jumlah penduduk yang besar, potensi pasar di Nigeria cukup besar.
"Nigeria itu kan negara dengan penduduk yang besar mirip kita, sekitar 160-170 juta. Jadi, yang mau kita manfaatkan dari sana, kita mau mendorong orang Indonesia untuk invest di sana," kata Kepala BKPM, Chatib Basri saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (13/2/2013).
Namun, bukan pangsa pasar Nigeria saja yang dibidik. Chatib juga mengemukakan keinginannya untuk memanfaatkan Nigeria sebagai 'pintu masuk' produk-produk Indonesia ke negara-negara maju.
Dia menjelaskan, Nigeria mendapatkan fasilitas kemudahan ekspor dari negara-negara maju karena statusnya masih digolongkan sebagai negara miskin. Dengan berinvestasi di Nigeria, Indonesia bisa memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Nigeria untuk memasukan produknya ke negara-negara maju.
"Nigeria punya fasilitas untuk bisa masuk ke negara-negara, seperti Amerika Serikat, dengan impor duty yang lebih murah karena dia kan masih dianggap negara miskin. Income pendapatannya masih relatif rendah. Jadi, kalau kita lakukan investasi di sana, kita bisa akses pasar di negara maju," jelas Chatib.
Lebih lanjut, alumni Universitas Indonesia (UI) ini menyebut beberapa produk Indonesia yang bisa dimasukan ke negara-negara maju melalui Nigeria, salah satunya produk mie instan bermerek Indomie. "Saya ambil contoh, produk-produk pasar domestik seperti Indomie, itu doing well di sana. Kemudian juga farmasi, dan garmen," ujarnya.
"Nigeria itu kan negara dengan penduduk yang besar mirip kita, sekitar 160-170 juta. Jadi, yang mau kita manfaatkan dari sana, kita mau mendorong orang Indonesia untuk invest di sana," kata Kepala BKPM, Chatib Basri saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (13/2/2013).
Namun, bukan pangsa pasar Nigeria saja yang dibidik. Chatib juga mengemukakan keinginannya untuk memanfaatkan Nigeria sebagai 'pintu masuk' produk-produk Indonesia ke negara-negara maju.
Dia menjelaskan, Nigeria mendapatkan fasilitas kemudahan ekspor dari negara-negara maju karena statusnya masih digolongkan sebagai negara miskin. Dengan berinvestasi di Nigeria, Indonesia bisa memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Nigeria untuk memasukan produknya ke negara-negara maju.
"Nigeria punya fasilitas untuk bisa masuk ke negara-negara, seperti Amerika Serikat, dengan impor duty yang lebih murah karena dia kan masih dianggap negara miskin. Income pendapatannya masih relatif rendah. Jadi, kalau kita lakukan investasi di sana, kita bisa akses pasar di negara maju," jelas Chatib.
Lebih lanjut, alumni Universitas Indonesia (UI) ini menyebut beberapa produk Indonesia yang bisa dimasukan ke negara-negara maju melalui Nigeria, salah satunya produk mie instan bermerek Indomie. "Saya ambil contoh, produk-produk pasar domestik seperti Indomie, itu doing well di sana. Kemudian juga farmasi, dan garmen," ujarnya.
(izz)