Amerika perangi pencurian rahasia dagang
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memberikan tekanan diplomatik terhadap negara-negara yang terlibat dalam pencurian rahasia dagang dan berusaha menegakkan aturan internasional yang lebih kuat terhadap perlindungan kekayaan intelektual.
Pemerintahan Presiden Barack Obama berjanji membagi informasi intelijen dengan perusahaan, tentang negara yang terlibat dalam spionase ekonomi dan metode yang digunakan untuk mencuri informasi perusahaan. AS juga akan mempelajari kebutuhan Undang-undang yang lebih kuat terhadap pencurian rahasia perdagangan (trade-secrete).
"Kami akan bertindak tegas memerangi pencurian rahasia perdagangan AS yang dapat digunakan oleh perusahaan asing atau pemerintah asing untuk mengambil keunggulan ekonomi yang tidak adil. Ini prioritas utama pemerintah AS," kata Victoria Espinel, koordinator penegakan kekayaan intelektual (IPEC), seperti dilansir Bloomberg, Kamis (21/2/2013).
Pernyataan ini muncul sehari setelah perusahaan keamanan komputer Mandiant Corp mengatakan dalam sebuah laporan, bahwa tentara China diduga sebagai otak dari serangan hacking (peretas) terhadap setidaknya 141 perusahaan di seluruh dunia sejak 2006.
Strategi perdagangan rahasia melihat lebih dari pencurian berbasis teknologi komputer. Dalam laporan hari ini, pemerintah mengatakan laju spionase ekonomi dipercepat melalui perekrutan mantan karyawan perusahaan, serta intrusi cyber terhadap bisnis di Amerika Serikat, firma hukum, perguruan tinggi dan lembaga keuangan.
Pemerintahan Presiden Barack Obama berjanji membagi informasi intelijen dengan perusahaan, tentang negara yang terlibat dalam spionase ekonomi dan metode yang digunakan untuk mencuri informasi perusahaan. AS juga akan mempelajari kebutuhan Undang-undang yang lebih kuat terhadap pencurian rahasia perdagangan (trade-secrete).
"Kami akan bertindak tegas memerangi pencurian rahasia perdagangan AS yang dapat digunakan oleh perusahaan asing atau pemerintah asing untuk mengambil keunggulan ekonomi yang tidak adil. Ini prioritas utama pemerintah AS," kata Victoria Espinel, koordinator penegakan kekayaan intelektual (IPEC), seperti dilansir Bloomberg, Kamis (21/2/2013).
Pernyataan ini muncul sehari setelah perusahaan keamanan komputer Mandiant Corp mengatakan dalam sebuah laporan, bahwa tentara China diduga sebagai otak dari serangan hacking (peretas) terhadap setidaknya 141 perusahaan di seluruh dunia sejak 2006.
Strategi perdagangan rahasia melihat lebih dari pencurian berbasis teknologi komputer. Dalam laporan hari ini, pemerintah mengatakan laju spionase ekonomi dipercepat melalui perekrutan mantan karyawan perusahaan, serta intrusi cyber terhadap bisnis di Amerika Serikat, firma hukum, perguruan tinggi dan lembaga keuangan.
(dmd)