Pemerintah dinilai gagal atur produksi pangan

Rabu, 13 Maret 2013 - 15:09 WIB
Pemerintah dinilai gagal atur produksi pangan
Pemerintah dinilai gagal atur produksi pangan
A A A
Sindonews.com - Tingginya harga bawang merah dan bawang putih yang berimbas pada kebijakan impor, dinilai bentuk kegagalan pemerintah meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

Ekonom dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Kodrat Wibowo mengatakan, Indonesia merupakan negara agraris yang memungkinkan penanaman berbagai komoditas pangan seperti bawang merah dan bawang putih. Mahalnya harga komoditas tersebut, menunjukkan kegagalan budidaya pangan.

"Komoditas bawang termasuk katagori kemandirian pangan, karena termasuk kebutuhan sehari-hari. Jangan hanya beras yang diperhatikan," kata Kodrat, di Bandung, Rabu (13/3/2013).

Bawang merah dan bawang putih merupakan komoditas yang paling sering digunakan rumah tangga. Karena itu, semestinya pemerintah melakukan perencanaan pangan secara komprehensif melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pangan. Untuk komoditas pangan seperti bawang putih dan bawang merah, pemerintah mesti intensif memperluas lahan pertanian.

"Pemanfaatan teknologi pertanian mesti dimaksimalkan. Sehingga komoditas pertanian tersebut, tidak terbatas oleh musim," ujarnya.

Pemanfaatan teknologi pertanian, akan menjaga pasokan pangan tetap stabil. Selama ini, produksi pertanian di Indonesia sangat tergantung pada kondisi cuaca. Upaya pemerintah mengeskpor bawang putih, menunjukkan masuknya makelar pada tata niaga pertanian. Dia khawatir, importir pangan mengambil keuntungan atas kondisi saat ini.

"Saya berharap, impor bawang putih hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak," harapnya.

Menurutnya. volume impor di tahun depan harus lebih sedikit dari saat ini. Apabila volume impor meningkat, menandakan masuknya makelar impor komoditas pertanian.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Holtikultura Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Mimin Fakih mengatakan, kenaikan harga bawang putih dan bawang merah di Jawa Barat akibat minimnya produksi komoditas tersebut di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Sebagian lahan pertanian di Jatim dan Jateng dipakai memanam padi. Sehingga, produksi bawang merah dan bawang putih turun," ungkap Mimin.

Selama ini, kata dia, Jateng dan Jatim menjadi pemasok utama bawang merah dan bawang putih. Pada dasarnya, produksi bawang merah dan bawang putih di Jabar tidak terganggu. Tapi, akibat menurunnya pasokan dari Jatim dan Jateng, distribusi ke Jabar ikut terimbasnya.

Namun demikian, pihaknya terus berkomitmen menjaga produksi bawang. Salah staunya penyelamatan komoditas pascapanen. Upaya tersebut diharapkan meminimalisir tidak terpakainya hasil panen akibat busuk atau gagal panen.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6257 seconds (0.1#10.140)