DPR: Pemerintah tak serius tangani masalah bawang

Senin, 18 Maret 2013 - 14:04 WIB
DPR: Pemerintah tak serius tangani masalah bawang
DPR: Pemerintah tak serius tangani masalah bawang
A A A
Sindonews.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI berang karena harga komoditas bawang merah dan bawang putih tidak segera turun.

Anggota Komisi V DPR, Sadarestuwati, yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jombang, Jawa Timur menuding pemerintah tidak serius menangani persoalan bawang yang meresahkan masyarakat.

Dia menduga, tingginya harga bawang disebabkan adanya permainan oknum pejabat pemerintah dan pedagang besar atau importir. "Pemerintah harus segera menghentikan permainan tersebut karena sangat merugikan masyarakat," tegasnya, Senin (18/3/2013).

Meski saat ini impor masih diperlukan untuk menstabilkan harga sejumlah bahan pokok, namun ke depan HKTI Kabupaten Jombang mendesak pemerintah segera menghentikan impor seluruh komoditas sayur mayur. Karena, Indonesia sebagai negara agraris, seharusnya menjadi eksportir sayur mayur.

Konsekuensinya, kata dia, pemerintah harus segera menggairahkan kembali semangat petani menanam berbagai komoditas sayur tersebut agar ke depan impor tidak diperlukan. Untuk mengarah ke sana, DPR saat ini sedang membahas sejumlah aturan yang diperlukan untuk mendorong pemerintah memberi subsidi pada petani yang bersedia menanam komoditas sayur mayur tertentu sesuai dengan kondisi di lapangan.

"Contohnya, jika yang dibutuhkan dalam beberapa bulan mendatang adalah bawang merah. Maka, pemerintah menggerakkan petani di sentra-sentra bawang merah untuk seera menanam bawang merah. Begitu juga dengan bawang putih, kedelai dan komoditas lainnya.

Namun, lanjut Sadarestuwati, hal ini peru disesuaikan dengan faktor cuaca dan kondisi daerah yang berbeda-beda. Dengan cara ini, diharapkan produksi komoditas pertanian dalam negeri bisa meningkat dan ketergantungan pada impor bisa dihentikan.

Menurutnya, kondisi selama ini pemerintah melakukan pembiaran terhadap petani dengan tidak memberi proteksi atau perlindungan pada saat harga jatuh dan tidak memberi support atau subsidi pada saat musim tanam. Akibatnya, petani selalu merugi dan tidak punya semangat untuk menanam lagi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4352 seconds (0.1#10.140)