Hatta ajak mahasiswa jadi pengusaha
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat kelas C Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar Dialog Interaktif bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa.
Diskusi bertema “Pengembangan Potensi Kewirausahaan di Perguruan Tinggi dalam Upaya Memperkuat Pilar Perekonomian Nasional” ini digelar di Bale Santika, Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang, Selasa (19/3/2013).
Diskusi ini dilatarbelakangi tingginya angka pengangguran di Indonesia. Meski Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan ada penurunan tingkat pengangguran, ternyata jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup besar. Sekitar 7,24 juta orang tiap harinya bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Dalam kesempatan itu, Hatta memotivasi peserta diskusi yang mayoritas mahasiswa untuk mau berwirausaha (entrepreneur). Untuk menjadi ngara maju, diperlukan sekurang-kurangnya 2-4 persen warga negaranya menjadi wirausaha.
Hal itu tentu harus menjadi perhatian pemerintah dalam meningkatkan iklim kewirausahaan, khususnya di kalangan mahasiswa. Dengan meningkatnya kualitas kewirausahaan, tentunya diharapkan dapat menurunkan angka pengangguran.
"Wirausaha dan inovasi menjadi kata kunci untuk kemajuan bangsa ini. Saya ingin memotivasi. Memang tak harus semua anak kita jadi entrepreneur. Tetapi bangsa yang sedikit entrepreneur-nya sulit untuk maju," ujar Hatta.
Untuk itu, Indonesia harus berani melakukan transformasi, sambil membangun pola pikir wirausahawan. Transformasi ini dimulai dengan paduan ilmu pengetahuan yang ada di perguruan tinggi dengan pasar yang ada di masyarakat. Perguruan tinggi harus menjadi inkubator untuk menumbuhkan para wirausaha.
Hatta juga menepis pandangan bahwa pengusaha bersifat keturunan. Sehingga muncul anggapan bahwa Indonesia bukanlah bangsa pedagang. Negeri yang dikenal sebagai pedagang selama ini India, China, dan lain-lain. "Pikiran itu salah. Kita bisa lakukan jika kita katakan bisa," katanya.
Memang perubahan pola pikir dari mental pencari kerja menjadi pengusaha adalah tugas berat, khususnya bagi generasi muda.
Ketua Umum PAN ini menuturkan sudah 20 tahun jadi pengusaha. Berdasarkan pengalamannya itu, ternyata wirausaha selain bisa memajukan bangsa juga bisa mengatasi terorisme, radikalisme, instabilitas, dan tantangan bangsa lainnya.
"Wirausaha hadirkan transaksi dan toleransi, menstimulus pendidikan, memperluas jaringan komunikasi antar peradaban," terang Hatta.
Diskusi bertema “Pengembangan Potensi Kewirausahaan di Perguruan Tinggi dalam Upaya Memperkuat Pilar Perekonomian Nasional” ini digelar di Bale Santika, Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang, Selasa (19/3/2013).
Diskusi ini dilatarbelakangi tingginya angka pengangguran di Indonesia. Meski Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan ada penurunan tingkat pengangguran, ternyata jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup besar. Sekitar 7,24 juta orang tiap harinya bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Dalam kesempatan itu, Hatta memotivasi peserta diskusi yang mayoritas mahasiswa untuk mau berwirausaha (entrepreneur). Untuk menjadi ngara maju, diperlukan sekurang-kurangnya 2-4 persen warga negaranya menjadi wirausaha.
Hal itu tentu harus menjadi perhatian pemerintah dalam meningkatkan iklim kewirausahaan, khususnya di kalangan mahasiswa. Dengan meningkatnya kualitas kewirausahaan, tentunya diharapkan dapat menurunkan angka pengangguran.
"Wirausaha dan inovasi menjadi kata kunci untuk kemajuan bangsa ini. Saya ingin memotivasi. Memang tak harus semua anak kita jadi entrepreneur. Tetapi bangsa yang sedikit entrepreneur-nya sulit untuk maju," ujar Hatta.
Untuk itu, Indonesia harus berani melakukan transformasi, sambil membangun pola pikir wirausahawan. Transformasi ini dimulai dengan paduan ilmu pengetahuan yang ada di perguruan tinggi dengan pasar yang ada di masyarakat. Perguruan tinggi harus menjadi inkubator untuk menumbuhkan para wirausaha.
Hatta juga menepis pandangan bahwa pengusaha bersifat keturunan. Sehingga muncul anggapan bahwa Indonesia bukanlah bangsa pedagang. Negeri yang dikenal sebagai pedagang selama ini India, China, dan lain-lain. "Pikiran itu salah. Kita bisa lakukan jika kita katakan bisa," katanya.
Memang perubahan pola pikir dari mental pencari kerja menjadi pengusaha adalah tugas berat, khususnya bagi generasi muda.
Ketua Umum PAN ini menuturkan sudah 20 tahun jadi pengusaha. Berdasarkan pengalamannya itu, ternyata wirausaha selain bisa memajukan bangsa juga bisa mengatasi terorisme, radikalisme, instabilitas, dan tantangan bangsa lainnya.
"Wirausaha hadirkan transaksi dan toleransi, menstimulus pendidikan, memperluas jaringan komunikasi antar peradaban," terang Hatta.
(gpr)