Kepala BKPM baru harus berorientasi ke pasar
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik, Hariyadi Sukamdani mengatakan, kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru nanti harus berorientasi ke pasar.
"Ya, harus market friendly dan harus bisa memahami investasi luar negeri. Untuk itu, perlu segera ditunjuk pengganti Chatib Basri," ujar Hariyadi ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (25/5/2013).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang pengupahan itu berharap kepala BKPM baru dapat berkoordinasi dan mendapat dukungan dari lintas sektoral. Banyak tugas yang harus diselesaikan nanti, termasuk masalah birokrasi.
Sebagai catatan, saat masih menjabat sebagai Kepala BKPM Chatib mengakui, prosedur perizinan investasi di Indonesia masih berbelit-belit. Untuk itu, dia pernah bertekad untuk memangkas jalur birokrasi di BKPM hingga 50 persen.
"Di BKPM itu, kalau investor mau mengajukan izin ada 38 form yang harus diisi. Saya sendiri kalau jadi investor, ada 38 formulir tidak mau ngisi, saya pusing. Mungkin akan kita potong sampai 50 persen dalam tahap pertama, hingga nanti bisa sangat sederhana," kata Chatib saat itu.
"Ya, harus market friendly dan harus bisa memahami investasi luar negeri. Untuk itu, perlu segera ditunjuk pengganti Chatib Basri," ujar Hariyadi ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (25/5/2013).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang pengupahan itu berharap kepala BKPM baru dapat berkoordinasi dan mendapat dukungan dari lintas sektoral. Banyak tugas yang harus diselesaikan nanti, termasuk masalah birokrasi.
Sebagai catatan, saat masih menjabat sebagai Kepala BKPM Chatib mengakui, prosedur perizinan investasi di Indonesia masih berbelit-belit. Untuk itu, dia pernah bertekad untuk memangkas jalur birokrasi di BKPM hingga 50 persen.
"Di BKPM itu, kalau investor mau mengajukan izin ada 38 form yang harus diisi. Saya sendiri kalau jadi investor, ada 38 formulir tidak mau ngisi, saya pusing. Mungkin akan kita potong sampai 50 persen dalam tahap pertama, hingga nanti bisa sangat sederhana," kata Chatib saat itu.
(dmd)