Rencana Taspen akuisisi bank kecil dipertanyakan
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Komisi XI DPR RI, Achsanul Qosasih meminta PT Taspen untuk fokus mengurus persiapan BPJS dan SJSN. PT Taspen saat ini menurutnya tidak perlu lagi melakukan langkah-langkah korporasi terutama langkah mengakuisisi perusahaan lain terutama perusaaan perbankan.
“PT Taspen ingin mengambil alih Bank Sinar Harapan Bali, sebuah bank kecil yang untuk Taspen saya rasa tidak terlalu penting. Kami merasa ini agak janggal karena PT Taspen kan salah satu konsorsium BPJS dan oleh karena itu lebih baik untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. PT Taspen tidak perlu lagi melakukan langkah-langkah korporasi dengan mengakuisisi sebuah bank,” ujar Achsanul kepada wartawan di Jakarta, Minggu (14/4/2013).
Menurut Achsanul, ketika Jamsostek berniat membeli Bank Bukopin saja, Komisi XI tidak menyetujuinya. Jangan sampai karena ingin membeli bank ini maka persiapan untuk BPJS jadi terganggu. Menurutnya jangan sampai pelaksanaan BPJS yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat jadi berantakan karena rencana pembelian tersebut, karena biar bagaimanapun membeli perusahaan termasuk bank maka artinya risiko pun ikut terbeli.
”Kita memperkecil resiko untuk kepentingan masyarakat lah. Harusnya mereka paham, Jamsostek yang juga merupakan salah satu konsorsium BPJS yang berniat untuk membeli Bukopin tidak kita izinkan. Masa mereka mau membeli juga bank lain,” ujarnya.
Achsanul mengaku dirinya mendengar PT Taspen akan menggandeng Bank Mandiri untuk mengakusisi bank ini. Dirinya pun menyayangkan langkah ini. Bank Mandiri saat ini adalah bank terbesar, seharusnya langkahnya adalah dengan membuka cabang di luar negeri atau membeli bank di negara lain, bukan ikut mengakuisisi bank kecil di dalam negeri.
“Bank Mandiri harusnya buka cabang di luar atau beli bank di luar negeri. Mandiri adalah bank nasional terbesar harusnya melakukan langkah itu dan jangan mengakuisisi lagi bank kecil di tanah air. Jangan biarkan asing saja yang membeli bank-bank kita, kita juga bisa membeli bank asing di negaranya,” imbuhnya.
Ditanyakan latar belakang rencana pembelian bank tersebut oleh PT Taspen dan Mandiri, Achsanul mengatakan bahwa dirinya memperkirakan kemungkinan adalah pendekatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri untuk bisa menguasai seluruhnya dana milik PT Taspen ke Bank Mandiri. Dengan bunga nol persen tentunya hal ini menurut Achsanul sangat menguntungkan.
“Saya kira ini langkah yang harus dilakukan Bank Mandiri karena kinerjanya hampir disusul oleh BRI. Mereka tetap ingin menjadi yang nomer satu sehingga mereka butuh nasabah besar seperti Taspen dengan menguasai seluruh dana yang mereka miliki. Bayangkan semua uang pensiunan dikuasai oleh Mandiri. Kalau Taspen dipegang maka untuk dana pensiun yang lainnya seperti Asabri dan lainnya akan dikuasai juga,” jelas Politisi Partai Demokrat ini.
Achsanul pun mengingatkan bahwa penempatan dana PT Taspen di banyak bank selama ini banyak keuntungannya karena daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh Bank Mandiri, tapi bisa terjangkau oleh bank milik negara lainnya.
“PT Taspen ingin mengambil alih Bank Sinar Harapan Bali, sebuah bank kecil yang untuk Taspen saya rasa tidak terlalu penting. Kami merasa ini agak janggal karena PT Taspen kan salah satu konsorsium BPJS dan oleh karena itu lebih baik untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. PT Taspen tidak perlu lagi melakukan langkah-langkah korporasi dengan mengakuisisi sebuah bank,” ujar Achsanul kepada wartawan di Jakarta, Minggu (14/4/2013).
Menurut Achsanul, ketika Jamsostek berniat membeli Bank Bukopin saja, Komisi XI tidak menyetujuinya. Jangan sampai karena ingin membeli bank ini maka persiapan untuk BPJS jadi terganggu. Menurutnya jangan sampai pelaksanaan BPJS yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat jadi berantakan karena rencana pembelian tersebut, karena biar bagaimanapun membeli perusahaan termasuk bank maka artinya risiko pun ikut terbeli.
”Kita memperkecil resiko untuk kepentingan masyarakat lah. Harusnya mereka paham, Jamsostek yang juga merupakan salah satu konsorsium BPJS yang berniat untuk membeli Bukopin tidak kita izinkan. Masa mereka mau membeli juga bank lain,” ujarnya.
Achsanul mengaku dirinya mendengar PT Taspen akan menggandeng Bank Mandiri untuk mengakusisi bank ini. Dirinya pun menyayangkan langkah ini. Bank Mandiri saat ini adalah bank terbesar, seharusnya langkahnya adalah dengan membuka cabang di luar negeri atau membeli bank di negara lain, bukan ikut mengakuisisi bank kecil di dalam negeri.
“Bank Mandiri harusnya buka cabang di luar atau beli bank di luar negeri. Mandiri adalah bank nasional terbesar harusnya melakukan langkah itu dan jangan mengakuisisi lagi bank kecil di tanah air. Jangan biarkan asing saja yang membeli bank-bank kita, kita juga bisa membeli bank asing di negaranya,” imbuhnya.
Ditanyakan latar belakang rencana pembelian bank tersebut oleh PT Taspen dan Mandiri, Achsanul mengatakan bahwa dirinya memperkirakan kemungkinan adalah pendekatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri untuk bisa menguasai seluruhnya dana milik PT Taspen ke Bank Mandiri. Dengan bunga nol persen tentunya hal ini menurut Achsanul sangat menguntungkan.
“Saya kira ini langkah yang harus dilakukan Bank Mandiri karena kinerjanya hampir disusul oleh BRI. Mereka tetap ingin menjadi yang nomer satu sehingga mereka butuh nasabah besar seperti Taspen dengan menguasai seluruh dana yang mereka miliki. Bayangkan semua uang pensiunan dikuasai oleh Mandiri. Kalau Taspen dipegang maka untuk dana pensiun yang lainnya seperti Asabri dan lainnya akan dikuasai juga,” jelas Politisi Partai Demokrat ini.
Achsanul pun mengingatkan bahwa penempatan dana PT Taspen di banyak bank selama ini banyak keuntungannya karena daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh Bank Mandiri, tapi bisa terjangkau oleh bank milik negara lainnya.
(gpr)