Ekspor manggis Jabar ke China sempat tersendat

Senin, 15 April 2013 - 14:39 WIB
Ekspor manggis Jabar...
Ekspor manggis Jabar ke China sempat tersendat
A A A
Sindonews.com - Pengaturan distribusi produk impor hortikultura melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya mulai direspon China. Aturan tersebut dikhawatirkan memicu embargo ekspor produk asal Indonesia.

Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Dodi Firman Nugraha mengakui, pasca pengalihan distribusi produk impor hortikultura China yang berakibat pada minimnya buah China, negara tersebut sempat mempersulit masuknya ekspor manggis asal Indonesia yang notabene berasal dari Jawa Barat.

"Satu kontainer manggis sempat tertahan di pelabuhan di China. Alasannya karena masalah jadwal pengiriman dan kuota impor," jelas Dodi usai menghadiri kunjungan Tim Pemantai Inflasi Daerah (TPID) di Aula Kantor Bank Indonesia wilayah VI Jabar dan Banten, Jalan Braga, Kota Bandung, Senin (15/4/2013).

Dia memperkirakan, terbengkalainya satu kontainer manggis asal Indonesia akibat pengalihan distribusi produk hortikulutra di Indonesia. Di mana, aturan tersebut menyebabkan buah asal China sulit masuk ke Indonesia atau, harganya menjadi mahal karena tingginya biaya distribusi.

Menurut dia, masalah tersebut sempat membuat cemas eksportir manggis. Apalagi, sekitar 80 persen produk tersebut berasal dari Jawa Barat. Manggis tersebut dihasilkan dari daerah Tasikmalaya dan Purwakarta. "Tapi sekarang sudah selesai. Barangnya sudah masuk ke China," pungkas dia.

Lebih lanjut Dodi menjelaskan, komoditas manggis merupakan produk ekspor hortikultura terbesar asal Jabar. Selain manggis, Jawa Barat juga mengekspor buah mangga seperti jenis arum manis serta sayuran. Ekspor manggis asal Jabar rata-rata 1 kontainer per bulan.

Lebih lanjut Dodi mengatakan, Dinas Pertanian mengaku tidak terlalu khawatir apabila China melakukan pengetatan ekspor Indonesia. Karena, perbandingan manggis yang diekspor dan dipasarkan di dalam negeri hampir sama. "Manggis yang diekspor yang kualitasnya bagus. Sedangkan sisanya dijual ke pasar domestik," ungkap Dodi.

Selain itu, produsen manggis di dunia juga cenderung sedikit. Selama ini, suplai manggis di kawasan asia mengandalkan Indonesia dan Thailand. Artinya, pangsa pasar manggis di kawasan ini masih terbuka lebar. Indonesia bisa mencari pangsa pasar baru selain China.

"Kita tidak terlalu khawatir apabila China memperketat ekspor manggis. Kita bisa mencari pangsa pasar baru, atau dijual ke pasar domestik. Pangsa pasarnya masih sangat besar," imbuh dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9665 seconds (0.1#10.140)