BTEL masih sanggup bayar utang
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengaku masih mampu membayar utang berdenominasi dolar Amerika Serikat sebesar USD380 juta yang akan jatuh tempo pada 2015.
Komisaris Utama BTEL, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus pada program revitalisasi dan restrukturisasi perusahaan. Sehingga perseroan dapat memperbaiki kinerja dan bisnis BTEL di masa depan.
Upaya tersebut diyakini dapat meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus membayar utang perseroan. "Tahun ini, kami sudah melunasi utang obligasi rupiah senilai Rp650 miliar dan bunga dari utang denominasi dolar AS tersebut sebesar USD22 juta untuk enam bulan pertama tahun ini," ujarnya di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (11/6/2013)
Utang yang dimaksud tersebut adalah utang guaranteed senior notes yang diterbitkan entitas anak BTEL, Bakrie Telecom Pte Ltd sebesar USD250 juta yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading dengan tingkat suku bunga 11,5 persen per tahun dan jatuh tempo pada 7 Mei 2015.
Utang lainnya adalah utang wesel senior sebesar USD130 juta yang diterbitkan oleh entitas anak yang sama pada 27 Januari 2011.
Bunga utang dari kedua surat utang berdenominasi dolar AS tersebut sebesar USD22 juta yang harus dibayarkan perseroan setiap enam bulan sekali setiap tahun.
Anindya mengaku beban bunga utang yang telah dibayarkan perseroan tahun ini telah dibayarkan dari kas internal. "Dengan laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) kami di 2012 yang jumlahnya hampir mencapai Rp1 triliun, kami optimis dapat membayar utang tersebut dalam dua tahun mendatang," kata Anindya menegaskan.
Komisaris Utama BTEL, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus pada program revitalisasi dan restrukturisasi perusahaan. Sehingga perseroan dapat memperbaiki kinerja dan bisnis BTEL di masa depan.
Upaya tersebut diyakini dapat meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus membayar utang perseroan. "Tahun ini, kami sudah melunasi utang obligasi rupiah senilai Rp650 miliar dan bunga dari utang denominasi dolar AS tersebut sebesar USD22 juta untuk enam bulan pertama tahun ini," ujarnya di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (11/6/2013)
Utang yang dimaksud tersebut adalah utang guaranteed senior notes yang diterbitkan entitas anak BTEL, Bakrie Telecom Pte Ltd sebesar USD250 juta yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading dengan tingkat suku bunga 11,5 persen per tahun dan jatuh tempo pada 7 Mei 2015.
Utang lainnya adalah utang wesel senior sebesar USD130 juta yang diterbitkan oleh entitas anak yang sama pada 27 Januari 2011.
Bunga utang dari kedua surat utang berdenominasi dolar AS tersebut sebesar USD22 juta yang harus dibayarkan perseroan setiap enam bulan sekali setiap tahun.
Anindya mengaku beban bunga utang yang telah dibayarkan perseroan tahun ini telah dibayarkan dari kas internal. "Dengan laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) kami di 2012 yang jumlahnya hampir mencapai Rp1 triliun, kami optimis dapat membayar utang tersebut dalam dua tahun mendatang," kata Anindya menegaskan.
(izz)