Anak usaha BNBR akan akusisi pabrik pipa baja
A
A
A
Sindonews.com - Anak usaha PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Pipe Industrie (BPI) berencana melakukan akuisisi terhadap sejumlah pabrik pipa baja berdiameter spesial guna mendukung pemenuhan permintaan pasar yang makin meningkat.
"Kami akan mengakuisisi pabrik pipa yang memproduksi produk pipa spesial yang akan menjadi tren pasar terbesar," ujar CEO BPI, Mas Wigrantoro usai Rapat Umum pemegang Saham (RUPS) BNBR di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Langkah tersebut, diakui Wigrantoro, guna memenuhi kebutuhan pasar akan pipa baja yang semakin meningkat seiring bekembangnya berbagai industri lain, seperti pertambangan dan konstruksi properti, yang membutuhkan pipa baja dalam jumlah besar.
Pipa spesial yang dimaksud adalah still pipe berdiameter kecil berkisar 0,5-8 inch, yang biasa diperuntukan sebagai material penunjang untuk high rise building (gedung bertingkat), saluran air bersih serta saluran minyak dan gas.
"Karena kebutuhan pasar yang terus meningkat dan karena ada kebutuhan yang tidak bisa digantikan dengan produk subtitusi. Misalnya, untuk gedung bertingkat, itu tidak bisa pakai pipa peralon, harus pakai still pipe," tandasnya.
Di sektor pertambangan, Wigrantoro menjelaskan, ketersediaan pipa khusus berdiameter 0,5-8 inch ini memiliki arti penting bagi keberlangsungan prosesnya. Hal tersebut dipandang perseroan sebagai peluang yang menjanjikan di masa depan.
Dalam prosesnya, perseroan telah membidik setidaknya tiga pabrik dengan nilai perusahaan berada dikisaran USD10-20 juta untuk masing-masing pabriknya. Sayangnya perseroan masih enggan membeberkan identitas perusahaan tersebut.
"Ada tiga atau beberapa perusahaan pabrik pipa yang layak kami beli. Lokasinya masih di Pulau Jawa. Yang kita cari pabrik-pabrik kecil, misalnya yang nilainya sekitar USD10-20 juta. Kita belum bisa sebutkan karena masih dalam proses," tutur dia.
"Kami akan mengakuisisi pabrik pipa yang memproduksi produk pipa spesial yang akan menjadi tren pasar terbesar," ujar CEO BPI, Mas Wigrantoro usai Rapat Umum pemegang Saham (RUPS) BNBR di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Langkah tersebut, diakui Wigrantoro, guna memenuhi kebutuhan pasar akan pipa baja yang semakin meningkat seiring bekembangnya berbagai industri lain, seperti pertambangan dan konstruksi properti, yang membutuhkan pipa baja dalam jumlah besar.
Pipa spesial yang dimaksud adalah still pipe berdiameter kecil berkisar 0,5-8 inch, yang biasa diperuntukan sebagai material penunjang untuk high rise building (gedung bertingkat), saluran air bersih serta saluran minyak dan gas.
"Karena kebutuhan pasar yang terus meningkat dan karena ada kebutuhan yang tidak bisa digantikan dengan produk subtitusi. Misalnya, untuk gedung bertingkat, itu tidak bisa pakai pipa peralon, harus pakai still pipe," tandasnya.
Di sektor pertambangan, Wigrantoro menjelaskan, ketersediaan pipa khusus berdiameter 0,5-8 inch ini memiliki arti penting bagi keberlangsungan prosesnya. Hal tersebut dipandang perseroan sebagai peluang yang menjanjikan di masa depan.
Dalam prosesnya, perseroan telah membidik setidaknya tiga pabrik dengan nilai perusahaan berada dikisaran USD10-20 juta untuk masing-masing pabriknya. Sayangnya perseroan masih enggan membeberkan identitas perusahaan tersebut.
"Ada tiga atau beberapa perusahaan pabrik pipa yang layak kami beli. Lokasinya masih di Pulau Jawa. Yang kita cari pabrik-pabrik kecil, misalnya yang nilainya sekitar USD10-20 juta. Kita belum bisa sebutkan karena masih dalam proses," tutur dia.
(rna)