BI diharapkan dorong persaingan kredit UKM
A
A
A
Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) berharap Bank Indonesia (BI) mendorong persaingan antarbank di kredit usaha kecil dan menengah (UKM) karena kompetisi kredit bank terbesar hanya di sektor konsumsi.
“Bila ada persaingan di kredit UKM, dengan sendirinya bunga akan turun, layaknya di konsumsi. Faktanya, ada perang tarif kredit konsumsi, sedangkan di UKM belum terlihat,” kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang UKM dan Koperasi, Erwin Aksa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Terkait hal itu, dia mengusulkan agar kebijakan pengumuman bunga bank di media-media yang pernah dicetuskan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution dilakukan kembali, sehingga pelaku UKM mengetahui perbankan mana yang memberikan unga lebih kompetitif.
Saat ini, bunga kredit modal kerja sebesar 12,16 persen, sedangkan bunga kredit investasi sebesar 12,02 persen. Dengan membaiknya kinerja perbankan nasional serta prospektifnya usaha di sektor jasa keuangan, perbankan nasional memproyeksikan pertumbuhan 20-22 persen.
“Ini menunjukan masih ada ruang bagi perbankan nasional untuk mempertahankan bunga kredit yang lebih kompetitif bagi pelaku UKM,” ujar Erwin.
“Bila ada persaingan di kredit UKM, dengan sendirinya bunga akan turun, layaknya di konsumsi. Faktanya, ada perang tarif kredit konsumsi, sedangkan di UKM belum terlihat,” kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang UKM dan Koperasi, Erwin Aksa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Terkait hal itu, dia mengusulkan agar kebijakan pengumuman bunga bank di media-media yang pernah dicetuskan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution dilakukan kembali, sehingga pelaku UKM mengetahui perbankan mana yang memberikan unga lebih kompetitif.
Saat ini, bunga kredit modal kerja sebesar 12,16 persen, sedangkan bunga kredit investasi sebesar 12,02 persen. Dengan membaiknya kinerja perbankan nasional serta prospektifnya usaha di sektor jasa keuangan, perbankan nasional memproyeksikan pertumbuhan 20-22 persen.
“Ini menunjukan masih ada ruang bagi perbankan nasional untuk mempertahankan bunga kredit yang lebih kompetitif bagi pelaku UKM,” ujar Erwin.
(rna)