Pemkab Mamuju sidak pasar jelang Ramadan
A
A
A
Sindonews.com - Sehari sebelum memasuki Ramadan, Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Satpol PP, Polri dan TNI melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar sentral dan pasar regional Mamuju, Selasa (9/7/2013).
Kedua lokasi itu merupakan pusat penjualan bahan makanan ibukota Sulbar. Selain pasar, sidak juga dilakukan di sejumlah toko dalam kota Mamuju. Tim dibagi dalam dua kelompok dengan 12 titik yang menjadi target Sidak.
Sasaran utama tim yaitu memantau harga sejumlah kebutuhan pokok pasca kenaikan BBM dan momentum jelang Ramadan. Termasuk mengontrol penjualan barang-barang yang kadaluarsa.
Wakil Bupati Mamuju, Bustamin Bausat mengatakan, sidak untuk memantau agar barang yang beredar di pasaran masih sehat atau tidak kadaluarsa. Selain itu, juga memantau harga barang agar tetap terkendali.
"Kalau ada kenaikan harga yang signifikan, dicari penyebabnya. Kemudian akan dikaji untuk dicarikan solusi. Tapi sejauh pemantauan, tidak ada kenaikan harga yang terlalu tinggi," katanya.
Hasil Sidak yang dimulai dari sejumlah lapak di Pasar regional dan sejumlah mini market, ditemukan ada kenaikan harga. Yang paling dominan terjadi pada bahan makanan yang didatangkan dari luar daerah. Seperti wortel yang semula Rp11 ribu per kilogram (kg) naik menjadi Rp14 ribu per kg.
Sementara harga cabai rawit dan sejumlah bahan makanan dari dalam wilayah Mamuju harganya masih fluktuatif. "Saya yakin tidak ada lagi barang kadaluarsa. Karena penjual mengembalikan barang kadaluarsa itu pada distributor.
Sementara, harga yang bahan bakunya berasal dari dalam wilayah Mamuju bisa dinilai normal. "Memang fluktuatif, bergantung ketersediaan barang," ujar dia.
Pengakuan terkendalinya barang di Mamuju diakui Ketua Tim Penggerak PKK, Anggraeni Anwar yang ditemui saat berbelanja di sebuah mini market, mengatakan, harga-harga di Mamuju masih normal. Kalau pun naik, tidak terlalu signifikan.
Untuk melindungi konsumen, pemerintah memang harus mengontrol harga dan mutu barang di pasar. Menurut Anggraeni, yang harus diantisipasi justru pasokan dari luar wilayah Sulbar.
Salah seorang pedagang rempah-rempah di pasar Sentral Mamuju, Sukriani menyebutkan, kenaikan harga bahan dari luar Mamuju selalu terjadi setiap Ramadan. Bahkan dipastikan harga semakin naik menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Kedua lokasi itu merupakan pusat penjualan bahan makanan ibukota Sulbar. Selain pasar, sidak juga dilakukan di sejumlah toko dalam kota Mamuju. Tim dibagi dalam dua kelompok dengan 12 titik yang menjadi target Sidak.
Sasaran utama tim yaitu memantau harga sejumlah kebutuhan pokok pasca kenaikan BBM dan momentum jelang Ramadan. Termasuk mengontrol penjualan barang-barang yang kadaluarsa.
Wakil Bupati Mamuju, Bustamin Bausat mengatakan, sidak untuk memantau agar barang yang beredar di pasaran masih sehat atau tidak kadaluarsa. Selain itu, juga memantau harga barang agar tetap terkendali.
"Kalau ada kenaikan harga yang signifikan, dicari penyebabnya. Kemudian akan dikaji untuk dicarikan solusi. Tapi sejauh pemantauan, tidak ada kenaikan harga yang terlalu tinggi," katanya.
Hasil Sidak yang dimulai dari sejumlah lapak di Pasar regional dan sejumlah mini market, ditemukan ada kenaikan harga. Yang paling dominan terjadi pada bahan makanan yang didatangkan dari luar daerah. Seperti wortel yang semula Rp11 ribu per kilogram (kg) naik menjadi Rp14 ribu per kg.
Sementara harga cabai rawit dan sejumlah bahan makanan dari dalam wilayah Mamuju harganya masih fluktuatif. "Saya yakin tidak ada lagi barang kadaluarsa. Karena penjual mengembalikan barang kadaluarsa itu pada distributor.
Sementara, harga yang bahan bakunya berasal dari dalam wilayah Mamuju bisa dinilai normal. "Memang fluktuatif, bergantung ketersediaan barang," ujar dia.
Pengakuan terkendalinya barang di Mamuju diakui Ketua Tim Penggerak PKK, Anggraeni Anwar yang ditemui saat berbelanja di sebuah mini market, mengatakan, harga-harga di Mamuju masih normal. Kalau pun naik, tidak terlalu signifikan.
Untuk melindungi konsumen, pemerintah memang harus mengontrol harga dan mutu barang di pasar. Menurut Anggraeni, yang harus diantisipasi justru pasokan dari luar wilayah Sulbar.
Salah seorang pedagang rempah-rempah di pasar Sentral Mamuju, Sukriani menyebutkan, kenaikan harga bahan dari luar Mamuju selalu terjadi setiap Ramadan. Bahkan dipastikan harga semakin naik menjelang Hari Raya Idul Fitri.
(izz)