CAFTA diyakini pukul industri domestik
A
A
A
Sindonews.com - China-Asean Free Trade Area (CAFTA) diyakini akan memukul industri dalam negeri karena banyaknya sektor komoditas yang dibuka dalam pakta perdagangan tersebut.
"CAFTA akan membuat jebolnya benteng perdagangan luar negeri. Yang terpukul ke depannya adalah industri dalam negeri," ujar Kepala Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Didik J. Rachbini di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Didik menyebut bahwa sektor industri dalam negeri yang seharusnya menyerap tenaga kerja produktif malah tiarap akibat tidak berkembangnya industri di Tanah Air.
"Sehingga sektor ini yang semestinya menyerap tenaga kerja jutru melempar tenaga kerja kelas menengah ke dalam sektor informal yang tidak produktif," sambungnya.
Dia berharap, jika sektor perdagangan dapat menunjang hilirisasi perindustrian, maka defisit dapat dicegah.
"Industri mengkerut, padahal seharusnya menyumbang surplus neraca perdagangan di atas USD35 miliar. Oleh karena itu, manufaktur harus besar dan kuat," tandasnya.
"CAFTA akan membuat jebolnya benteng perdagangan luar negeri. Yang terpukul ke depannya adalah industri dalam negeri," ujar Kepala Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Didik J. Rachbini di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Didik menyebut bahwa sektor industri dalam negeri yang seharusnya menyerap tenaga kerja produktif malah tiarap akibat tidak berkembangnya industri di Tanah Air.
"Sehingga sektor ini yang semestinya menyerap tenaga kerja jutru melempar tenaga kerja kelas menengah ke dalam sektor informal yang tidak produktif," sambungnya.
Dia berharap, jika sektor perdagangan dapat menunjang hilirisasi perindustrian, maka defisit dapat dicegah.
"Industri mengkerut, padahal seharusnya menyumbang surplus neraca perdagangan di atas USD35 miliar. Oleh karena itu, manufaktur harus besar dan kuat," tandasnya.
(rna)