Jakarta perlu kuota khusus daging sapi
A
A
A
Sindonews.com - Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) menilai Kota Jakarta merupakan daerah yang sangat merasakan dampak akibat kebijakan pengurangan kuota impor daging sapi secara drastis.
Ketua Umum DPD Hippi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, hal tersebut dikarenakan janji pemerintah bahwa kebutuhan daging di Jakarta akan mampu di suplai daging lokal hannya sekedar wacana.
"Sehingga hampir 1,5 tahun posisi harga daging di Jakarta masuk dalam kategori stabil tinggi. Jakarta membutuhkan 118 ton daging sapi setiap hari untuk kebutuhan dunia usaha, seperti hotel, restoran, catering, cafe, UKM bakso, warung dan restoran serta konsumsi langsung masyarakat," terang dia dalam rilisnya, Rabu (7/8/2013).
Menurutnya, selama 1,5 tahun masyarakat Jakarta dan dunia usaha sangat dirugikan akibat kebijakan pemerintah yang memaksakan swasembada sapi 2014. Maka pemerintah DKI Jakarta harus merealisasikan yang pernah disampaikan yaitu adanya kuota khusus daging sapi impor bagi DKI Jakarta sebesar 45-50 ribu ton.
Upaya untuk menurunkan harga daging sapi di Jakarta hannya dapat dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan dan Pertanian. Sementara, Pemprov DKI Jakarta sama sekali tidak memiliki kemampuan, karena tidak memiliki stok atau kuota.
"Sehingga kebutuhan daging untuk Jakarta 100 persen dari luar Jakarta,baik lokal maupun impor. Kami sangat berharap Pak Jokowi (Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo) memiliki perhatian khusus untuk kuota daging sqpi ini," katanya.
Bila perlu, lanjut dia, harus setengah memaksa pemerintah pusat demi kelangsungan dunia usaha dan konsumsi masyarakat. Pihaknya merasa yakin kuota khusus ini akan dapat diwujudkan apalagi urusan penambahan kuota daging sapi sudah ada di Kemendag yang lebih mengerti psikologi pasar.
"Jika Pak Jokowi memberikan tugas kepada Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya untuk meminta kuota khusus kepada Pemerintah, kami akan siap merealisasikannya," ujar Sarman.
Karena, lanjut Sarman yang juga sebagai Ketua KDS Jakarta Raya, jaminan pasokan dan harga daging sapi di Jakarta menyangkut nasib 17 ribu pelaku usaha yang membutuhkan bahan baku daging setiap hari serta 9,6 juta masyarakat Jakarta.
Pihaknya berharap agar harga daging sapi paska Lebaran, pemerintah mampu menekan harga ke titik normal dikisaran Rp70 ribu sampai Rp80 ribu dan selalu menjaga ketersediaan dengan benar.
"Sehingga demand dan supply selalu seimbang dan harga akan selalu normal sesuai kemampuan daya beli masyarakat," pungkas dia.
Ketua Umum DPD Hippi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, hal tersebut dikarenakan janji pemerintah bahwa kebutuhan daging di Jakarta akan mampu di suplai daging lokal hannya sekedar wacana.
"Sehingga hampir 1,5 tahun posisi harga daging di Jakarta masuk dalam kategori stabil tinggi. Jakarta membutuhkan 118 ton daging sapi setiap hari untuk kebutuhan dunia usaha, seperti hotel, restoran, catering, cafe, UKM bakso, warung dan restoran serta konsumsi langsung masyarakat," terang dia dalam rilisnya, Rabu (7/8/2013).
Menurutnya, selama 1,5 tahun masyarakat Jakarta dan dunia usaha sangat dirugikan akibat kebijakan pemerintah yang memaksakan swasembada sapi 2014. Maka pemerintah DKI Jakarta harus merealisasikan yang pernah disampaikan yaitu adanya kuota khusus daging sapi impor bagi DKI Jakarta sebesar 45-50 ribu ton.
Upaya untuk menurunkan harga daging sapi di Jakarta hannya dapat dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan dan Pertanian. Sementara, Pemprov DKI Jakarta sama sekali tidak memiliki kemampuan, karena tidak memiliki stok atau kuota.
"Sehingga kebutuhan daging untuk Jakarta 100 persen dari luar Jakarta,baik lokal maupun impor. Kami sangat berharap Pak Jokowi (Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo) memiliki perhatian khusus untuk kuota daging sqpi ini," katanya.
Bila perlu, lanjut dia, harus setengah memaksa pemerintah pusat demi kelangsungan dunia usaha dan konsumsi masyarakat. Pihaknya merasa yakin kuota khusus ini akan dapat diwujudkan apalagi urusan penambahan kuota daging sapi sudah ada di Kemendag yang lebih mengerti psikologi pasar.
"Jika Pak Jokowi memberikan tugas kepada Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya untuk meminta kuota khusus kepada Pemerintah, kami akan siap merealisasikannya," ujar Sarman.
Karena, lanjut Sarman yang juga sebagai Ketua KDS Jakarta Raya, jaminan pasokan dan harga daging sapi di Jakarta menyangkut nasib 17 ribu pelaku usaha yang membutuhkan bahan baku daging setiap hari serta 9,6 juta masyarakat Jakarta.
Pihaknya berharap agar harga daging sapi paska Lebaran, pemerintah mampu menekan harga ke titik normal dikisaran Rp70 ribu sampai Rp80 ribu dan selalu menjaga ketersediaan dengan benar.
"Sehingga demand dan supply selalu seimbang dan harga akan selalu normal sesuai kemampuan daya beli masyarakat," pungkas dia.
(izz)