Pasar bergejolak, IPIM optimistis reksa dananya diminati
A
A
A
Sindonews.com - Di tengah kondisi pasar saham sedang bergejolak, PT Indo Premier Investment Management (IPIM) masih optimistis produk-produk investasi berbasis reksa dana yang akan diterbitkannya masih akan tetap diminati investor.
Kepercayaan diri tersebut lantaran metode analisa berbasis makro ekonomi yang diterapkan managemen dalam mengelola sahamnya pada produk tersebut diklaim sebagai nilai unggul produk yang akan diluncurkan .
"Produk baru yang akan diluncurkan IPIM yakni Premier Ekuitas makro Plus. Produk itu berbeda dengan lainnya karena menggunakan konsep makro ekonomi domestik dan global yang mempengaruhi kinerja emiten," ujar Direktur Marketing IPIM Diah Sofiyanti di Lot8 Resto, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Adapun untuk strategi seleksi emiten, lanjut dia, akan ditujukan pada sektor-sektor yang diekspektasikan memiliki potensi imbal hasil tinggi berdasarkan pertimbangan analisa makro ekonomi.
"Variabel makro ekonomi digunakan karena dapat ditemui pengaruhnya pada setiap sektor dan saham. Indikator makro yang akan menjadi acuan antara lain tingkat inflasi, mata uang, tingkat suku bunga, juga tingkat pengangguran," sambung dia.
Kondisi ekonomi Indonesia yang masih memiliki potensi pertumbuhan, dipandangnya bisa menjadi senjata pamungkas bagi pasar investasi di dalam negeri masih akan diminati terutama di pasar modal.
"Meski pasar bergejolak, dana kelolaan (AUM) kita tidak banyak turun, saat ini sebesar Rp1,2 triliun dan pada akhir tahun diharapkan mencapai Rp1,5 triliun," kata dia.
Kepercayaan diri tersebut lantaran metode analisa berbasis makro ekonomi yang diterapkan managemen dalam mengelola sahamnya pada produk tersebut diklaim sebagai nilai unggul produk yang akan diluncurkan .
"Produk baru yang akan diluncurkan IPIM yakni Premier Ekuitas makro Plus. Produk itu berbeda dengan lainnya karena menggunakan konsep makro ekonomi domestik dan global yang mempengaruhi kinerja emiten," ujar Direktur Marketing IPIM Diah Sofiyanti di Lot8 Resto, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Adapun untuk strategi seleksi emiten, lanjut dia, akan ditujukan pada sektor-sektor yang diekspektasikan memiliki potensi imbal hasil tinggi berdasarkan pertimbangan analisa makro ekonomi.
"Variabel makro ekonomi digunakan karena dapat ditemui pengaruhnya pada setiap sektor dan saham. Indikator makro yang akan menjadi acuan antara lain tingkat inflasi, mata uang, tingkat suku bunga, juga tingkat pengangguran," sambung dia.
Kondisi ekonomi Indonesia yang masih memiliki potensi pertumbuhan, dipandangnya bisa menjadi senjata pamungkas bagi pasar investasi di dalam negeri masih akan diminati terutama di pasar modal.
"Meski pasar bergejolak, dana kelolaan (AUM) kita tidak banyak turun, saat ini sebesar Rp1,2 triliun dan pada akhir tahun diharapkan mencapai Rp1,5 triliun," kata dia.
(rna)