CIMB Niaga revisi target pertumbuhan kredit

Senin, 16 September 2013 - 17:55 WIB
CIMB Niaga revisi target...
CIMB Niaga revisi target pertumbuhan kredit
A A A
Sindonews.com - PT CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) merevisi pertumbuhan kredit perseroan, mengingat Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen.

"Kami akan memangkas target pertumbuhan kredit yang semula naik 15 persen menjadi 10 persen," kata Presiden Direktur CIMB Niaga, Arwin Rasyid dalam launching Poin Xtra di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta, Senin (16/9/2013).

Dia mengatakan, sejumlah kebijakan yang dilakukan BI dengan menaikkan BI Rate dan ketentuan loan to value (LTV) sudah sewajarnya dilakukan.

"Kami harus realistis, BI Rate naik maka pertumbuhan kredit akan slow down. Awalnya 15 persen, tapi kita sudah antisipasi sebelumnya dengan menurunkan kredit di kisaran 10 persen," paparnya.

Menurutnya, kenaikan BI Rate ini mampu memperbaiki kualitas kredit dan menstabilkan likuiditas perbankan. Pihaknya menyadari, pertumbuhan kredit yang lebih rendah akan memengaruhi perolehan laba bersih. Namun, dia meyakini laba bersih perseroan kedepan akan tetap tumbuh.

Tercatat, perseroan membukukan laba bersih konsolidasi (unaudited) sebesar Rp2,13 triliun pada enam bulan pertama tahun 2013, atau tumbuh 8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp1,98 triliun.

Perolehan laba bersih ini menghasilkan earning per share (EPS) sebesar Rp84,90, lebih besar dari angka tahun sebelumnya yang sebesar Rp78,93.‬

Sementara, hingga akhir Juni 2013, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp150,95 triliun, tumbuh 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp137,46 triliun.

Dari total penyaluran kredit itu, lanjut dia, sektor perbankan komersial memberikan kontribusi terbesar senilai Rp62,15 triliun (41 persen), kemudian sektor perbankan konsumer sebesar Rp46,63 triliun (31 persen), dan perbankan korporasi sebesar Rp42,17 triliun (28 persen).

"Personal Loan dan Mikro Laju menjadi bisnis yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi, dengan pertumbuhan 71 persen (Year on Year/YoY) dan 35 persen YoY menjadi masing-masing sebesar Rp1,30 triliun dan Rp2,37 triliun," ungkap Arwin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6874 seconds (0.1#10.140)