Pedagang ayam di Makassar mogok total

Selasa, 24 September 2013 - 17:40 WIB
Pedagang ayam di Makassar...
Pedagang ayam di Makassar mogok total
A A A
Sindonews.com - Pedagang ayam yang tersebar di pasar-pasar tradisional melakukan aksi mogok jual. Hal ini dipicu akibat minimnya distribusi unggas tersebut ke tingkat pedagang.

Ketua Asosiasi Pedagang dan Penyalur Ayam Pedaging Sulsel Salim mengatakan, aksi mogok penjualan ayam di pasar-pasar tradisional dilakukan sebagai bentuk solidaritas antar pedagang ayam.

"Kalau distribusi sedikit tidak semua pedagang dapat. Makanya daripada ada yang dapat ada yang tidak, maka pedagang sepakat tidak menjual saja," ungkapnya, Selasa (24/9/2013).

Salim tidak bisa memastikan sampai kapan aksi pemogokan akan berlangsung. Karena itu dia berharap adanya intervensi pemerintah untuk mendudukkan semua yang terlibat dalam mata rantai mulai dari hulu ke hilir dari pedagang ke kemitraan budidaya sebagai bapak angkat peternak.

Kalau ini sebagai dampak karena adanya ketergantungan impor bahan pakan dan tingginya harga pakan serta bibit akibat kenaikan BBM dan pelemahan rupiah, maka harus dipikirkan jalan keluar.

Menurut dia, ada beberapa sentra penyalur di kota Makasssar untuk pedagang ayam yang beroperasi di pasar tradisional. Sentra terbesar adalah Abubakar Lambogo yang biasa menyuplai antara 35 ribu-38 ribu ekor ayam. Jika satu ekor saja dinilai seharga Rp27 ribu, maka perputaran uang di tempat tersebut mencapai Rp1,5 miliar.

Belum lagi sentra lain seperti daya, terong, pabaeng-baeng, toddopolu. Setiap unitnya menjual Rp10 ribu ekor per hari. "Total ada sekitar 80 ribu ekor per hari di semua unit sentra ini atau sekitar Rp4 miliar. Bayangkan jika satu hari mogok perputaran uang terhenti sebesar itu? Maka berapa jika berlangsung beberapa hari? Pemerintah harus segera bertindak," tandasnya.

Sementara itu, pemantauan SINDO di pasar tradisional seperti di pasar Terong dan Pa’baeng-baeng tidak terlihat adanya aktivitas penjualan ayam potong. Begitupula aktivitas penyalur ayam di jalan Kerung-kerung. Di tempat ini yang biasa ramai aktivitas pemotongan tampak sepi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6659 seconds (0.1#10.140)