Produksi emas dunia mencapai rekor tertinggi tahun ini
A
A
A
Sindonews.com - Produksi (output) tambang emas dunia mencapai rekor tertinggi tahun ini, mengecewakan bulls yang tidak sabar menunggu pengurangan produksi setelah tahun ini harga jatuh 24 persen.
Beberapa penambang emas telah merasakan remasan harga yang lebih rendah pada 2013, termasuk Kanada Kinross dan Rusia Polymetal, yang menangguhkan tambang dan proyek marginal setelah penurunan harga dramatis di semester pertama.
Di tengah harga jatuh, penambang lain meningkatkan output untuk mempertahankan tingkat pendapatan dan laba. Dalam beberapa kasus, mereka menargetkan kadar bijih yang lebih tinggi untuk menjaga operasi tambang marginal dan menghasilkan uang, dengan mengorbankan produksi masa depan.
Selain itu, beberapa proyek besar dimasukkan ke dalam gerak selama 12 tahun reli emas, yang sempat membawanya ke level tertinggi 1.920 per ounce pada 2011, yang mulai membuahkan hasil.
"Ekpektasi kami adalah kita akan melihat rekor tertinggi baru dalam output pertambangan emas tahun ini," kata analis GFMS, William Tankard, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (20/11/2013).
"Apa yang kita lihat adalah respon berkelanjutan tidak untuk penurunan harga, namun peregangan investasi modal yang cukup berat selama satu dekade di industri pertambangan yang mendahuluinya," jelas Tankard.
Tiga penambang emas dunia, Barrick Gold, Newmont Mining dan AngloGold Ashanti, seluruhnya melaporkan produksi yang lebih tinggi pada kuartal terbaru.
Untuk beberapa tambang marginal, perusahaan berencana memanfaatkan nilai yang lebih baik ke depan, sebuah praktik yang dikenal sebagai high-grading, yang sering datang dengan mengorbankan memperpendek masa proyek dan mengurangi kadar bijih rendah.
"Dalam jangka pendek, ketika mereka sudah mendapat fleksibilitas, Anda dapat melihat perusahaan mengubah campuran bijih untuk menjaga operasi," kata analis Nomura, Tyler Broda.
Untuk seluruh biaya diperkirakan akan melemah kembali ke sekitar USD1.200 per ounce pada 2013, dari USD1.228 tahun lalu, setelah total kas turun menjadi USD769 per ounce pada kuartal kedua, dari USD796 pada tiga bulan pertama tahun ini.
Itu semakin mendekati harga spot emas USD1.270 per ounce, dan hanya ada sejauh penambang dapat memotong kembali untuk menjaga operasi yang sulit bertahan.
Konsultan logam Metals Focus mengatakan, perkiraan produksi tambang emas menerobos 3.000 ton per tahun untuk pertama kalinya pada 2014. Berbanding dengan output 2013 yang diperkirakan 2.920 ton dan 2.861 ton pada 2012 (menurut GFMS). Produksi emas bisa mulai moderat pada 2015.
"Itulah titik ketika Anda akan mulai melihat beberapa penutupan pemotongan biaya. Tergantung pada tambang, mereka dapat mempertahankan masa high-grading. Sebagian besar tambang masih menguntungkan atas dasar biaya tunai USD1.000 per ons, tapi tidak untuk jangka panjang," ujar analis Metals Focus, Oliver Heathman.
Awal bulan lalu, World Gold Council mengatakan, konsumsi emas tahun ini bisa turun 5-10 persen, berpotensi membawanya ke angka terendah dalam empat tahun, karena investor melikuidasi kepemilikan bullion dan kecepatan pembelian bank sentral melambat.
Beberapa penambang emas telah merasakan remasan harga yang lebih rendah pada 2013, termasuk Kanada Kinross dan Rusia Polymetal, yang menangguhkan tambang dan proyek marginal setelah penurunan harga dramatis di semester pertama.
Di tengah harga jatuh, penambang lain meningkatkan output untuk mempertahankan tingkat pendapatan dan laba. Dalam beberapa kasus, mereka menargetkan kadar bijih yang lebih tinggi untuk menjaga operasi tambang marginal dan menghasilkan uang, dengan mengorbankan produksi masa depan.
Selain itu, beberapa proyek besar dimasukkan ke dalam gerak selama 12 tahun reli emas, yang sempat membawanya ke level tertinggi 1.920 per ounce pada 2011, yang mulai membuahkan hasil.
"Ekpektasi kami adalah kita akan melihat rekor tertinggi baru dalam output pertambangan emas tahun ini," kata analis GFMS, William Tankard, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (20/11/2013).
"Apa yang kita lihat adalah respon berkelanjutan tidak untuk penurunan harga, namun peregangan investasi modal yang cukup berat selama satu dekade di industri pertambangan yang mendahuluinya," jelas Tankard.
Tiga penambang emas dunia, Barrick Gold, Newmont Mining dan AngloGold Ashanti, seluruhnya melaporkan produksi yang lebih tinggi pada kuartal terbaru.
Untuk beberapa tambang marginal, perusahaan berencana memanfaatkan nilai yang lebih baik ke depan, sebuah praktik yang dikenal sebagai high-grading, yang sering datang dengan mengorbankan memperpendek masa proyek dan mengurangi kadar bijih rendah.
"Dalam jangka pendek, ketika mereka sudah mendapat fleksibilitas, Anda dapat melihat perusahaan mengubah campuran bijih untuk menjaga operasi," kata analis Nomura, Tyler Broda.
Untuk seluruh biaya diperkirakan akan melemah kembali ke sekitar USD1.200 per ounce pada 2013, dari USD1.228 tahun lalu, setelah total kas turun menjadi USD769 per ounce pada kuartal kedua, dari USD796 pada tiga bulan pertama tahun ini.
Itu semakin mendekati harga spot emas USD1.270 per ounce, dan hanya ada sejauh penambang dapat memotong kembali untuk menjaga operasi yang sulit bertahan.
Konsultan logam Metals Focus mengatakan, perkiraan produksi tambang emas menerobos 3.000 ton per tahun untuk pertama kalinya pada 2014. Berbanding dengan output 2013 yang diperkirakan 2.920 ton dan 2.861 ton pada 2012 (menurut GFMS). Produksi emas bisa mulai moderat pada 2015.
"Itulah titik ketika Anda akan mulai melihat beberapa penutupan pemotongan biaya. Tergantung pada tambang, mereka dapat mempertahankan masa high-grading. Sebagian besar tambang masih menguntungkan atas dasar biaya tunai USD1.000 per ons, tapi tidak untuk jangka panjang," ujar analis Metals Focus, Oliver Heathman.
Awal bulan lalu, World Gold Council mengatakan, konsumsi emas tahun ini bisa turun 5-10 persen, berpotensi membawanya ke angka terendah dalam empat tahun, karena investor melikuidasi kepemilikan bullion dan kecepatan pembelian bank sentral melambat.
(dmd)