Subsidi tetap BBM kurangi defisit neraca perdagangan
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mendukung penuh wacana pemerintah melakukan subsidi tetap pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Pasalnya, kebijakan pemerintah tersebut akan efektif mengurangi impor migas dan akan mengurangi defisit neraca perdagangan migas serta defisit transaksi berjalan secara lebih cepat.
"Ini sejalan dengan sasaran kita menurunkan current account deficit sebesar 3 persen pada 2014 dari sebelumnya 3,5 persen pada 2013," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Menurutnya, meski masih dapat dikatakan defisit, namun secara per kuartal tren defsit neraca migas Indonesia terus mengalami penurunan.
"Bahkan kita perkirakan defsisit neraca migas di kuartal IV akan turun menjadi USD3,26 miliar dari sebelumnya USD3,37 miliar di kuartal III," imbuhnya.
Penurunan defisit ini, kata dia, menandakan pemerintah sangat serius untuk mengurangi defisit transaksi berjalan yang mayoritas terjadi karena defisit neraca perdagangan migas.
"Kalau ada fixed subsidi, defisit transaksi berjalan bisa turun lebih cepat dan tidak perlu menunggu 2015 untuk mencapai defisit transaski berjalan sebesar 2 persen," pungkas Perry.
Pasalnya, kebijakan pemerintah tersebut akan efektif mengurangi impor migas dan akan mengurangi defisit neraca perdagangan migas serta defisit transaksi berjalan secara lebih cepat.
"Ini sejalan dengan sasaran kita menurunkan current account deficit sebesar 3 persen pada 2014 dari sebelumnya 3,5 persen pada 2013," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Menurutnya, meski masih dapat dikatakan defisit, namun secara per kuartal tren defsit neraca migas Indonesia terus mengalami penurunan.
"Bahkan kita perkirakan defsisit neraca migas di kuartal IV akan turun menjadi USD3,26 miliar dari sebelumnya USD3,37 miliar di kuartal III," imbuhnya.
Penurunan defisit ini, kata dia, menandakan pemerintah sangat serius untuk mengurangi defisit transaksi berjalan yang mayoritas terjadi karena defisit neraca perdagangan migas.
"Kalau ada fixed subsidi, defisit transaksi berjalan bisa turun lebih cepat dan tidak perlu menunggu 2015 untuk mencapai defisit transaski berjalan sebesar 2 persen," pungkas Perry.
(izz)