Konsorsium WIKA raih kontrak USD234 juta
A
A
A
Sindonews.com - Konsorsium PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Technip Indonesia mendapat proyek pembangunan fasilitas produksi gas Matindok senilai USD234 juta atau sekitar Rp2,83 triliun (kurs Rp12.100/USD).
Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan menjelaskan bahwa konsorsium WIKA dan PT Technip Indonesia ditunjuk sebagai kontraktor rancang bangun, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC) proyek tersebut dari PT Pertamina EP.
"Konsorsium terlah ditunjuk sebagai kontraktor EPC proyek pembangunan fasilitas produksi gas Matindok PT Pertamina EP sesuai Surat Penunjukan Pemenang tanggal 15 Januari 2014," kata dia dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/1/2014).
Dalam konsorsium itu, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut memiliki porsi mayoritas atau mencapai 70 persen dari total kontrak atau sekitar USD163,8 juta atau setara Rp1,98 triliun. Sementara 30 persen sisanya sekitar USD70,2 juta atau setara Rp849,42 miliar dimiliki PT Technip Indonesia.
Penyelesaian proyek tersebut membutuhkan waktu selama 26 bulan sejak tanggal perjanjian kontrak ditandatangani. Diperkirakan proyek ini baru rampung pada 2016 mendatang.
Sementara WIKA pada tahun ini membidik total kontrak mencapai Rp49,97 triliun, yang berasal dari kontrak baru senilai Rp25,8 triliun dan sisanya Rp24,14 triliun merupakan kontrak bawaan (carry over) tahun sebelumnya.
Adapun, komposisi perolehan kontrak baru tahun ini, mayoritas masih berasal dari induk perusahaan dengan porsi mencapai 70 persen. Sedangkan sisanya 30 persen dikontribusi dari kontrak yang berasal dari entitas anak.
Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan menjelaskan bahwa konsorsium WIKA dan PT Technip Indonesia ditunjuk sebagai kontraktor rancang bangun, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC) proyek tersebut dari PT Pertamina EP.
"Konsorsium terlah ditunjuk sebagai kontraktor EPC proyek pembangunan fasilitas produksi gas Matindok PT Pertamina EP sesuai Surat Penunjukan Pemenang tanggal 15 Januari 2014," kata dia dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/1/2014).
Dalam konsorsium itu, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut memiliki porsi mayoritas atau mencapai 70 persen dari total kontrak atau sekitar USD163,8 juta atau setara Rp1,98 triliun. Sementara 30 persen sisanya sekitar USD70,2 juta atau setara Rp849,42 miliar dimiliki PT Technip Indonesia.
Penyelesaian proyek tersebut membutuhkan waktu selama 26 bulan sejak tanggal perjanjian kontrak ditandatangani. Diperkirakan proyek ini baru rampung pada 2016 mendatang.
Sementara WIKA pada tahun ini membidik total kontrak mencapai Rp49,97 triliun, yang berasal dari kontrak baru senilai Rp25,8 triliun dan sisanya Rp24,14 triliun merupakan kontrak bawaan (carry over) tahun sebelumnya.
Adapun, komposisi perolehan kontrak baru tahun ini, mayoritas masih berasal dari induk perusahaan dengan porsi mencapai 70 persen. Sedangkan sisanya 30 persen dikontribusi dari kontrak yang berasal dari entitas anak.
(rna)