SMI akan terbitkan obligasi perdana Rp1 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp1 triliun dalam rangka memperkuat pembiayaan sejumlah proyek infrastruktur yang akan dikembangkan dalam waktu dekat ini.
Sekretaris Perusahaan SMI Astried Swastika mengatakan, obligasi akan diterbitkan pada pertengahan 2014. "Mungkin sekitar Mei 2014," ujar Astried di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Kendati waktu peluncurannya dipatok tidak terlalu lama, perseroan belum menunjuk penjamin pelaksana emisi efek untuk penerbitan obligasi berdenominasi rupiah tersebut. Perseroan saat ini masih melakukan seleksi terhadap beberapa perusahaan sekuritas.
Dana hasil obligasi ini akan digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur yang memerlukan pembiayaan. Namun perseroan belum menentukan proyek apa saja yang akan dibiayai oleh SMI.
Penyaluran dana hasil obligasi ini akan sesuai dengan delapan sektor proyek yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK), yaitu kelistrikan, air dan proyek pendukung minyak dan gas (migas).
Sampai pekan ini, perseroan sudah menyalurkan pembiayaan senilai Rp5 triliun untuk hampir 40 proyek infrastruktur. Portofolio pembiayaan memberikan multiplier effect sebanyak delapan kali.
Astried menjelaskan, SMI tidak pernah membiayai 100 persen sebuah proyek infrastruktur. SMI masuk sebagai minoritas agar investor menangkap sinyal kalau pemerintah masuk ke proyek tersebut, sehingga investor akan masuk ke proyek tersebut.
"Kami bertugas sebagai katalis," tutur Astried.
Obligasi yang diterbitkan perseroan pada Mei mendatang merupakan aksi korporasi di pasar modal pertama bagi SMI. Aksi ini menjadi upaya pertama perseroan mendapatkan dana bukan dari pemerintah.
Dalam menerbitkan obligasi, SMI telah mendapatkan peringkat +AA dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings. "Ke depan kami juga mengharapkan bisa menerbitkan obligasi global," ujar dia.
Sekretaris Perusahaan SMI Astried Swastika mengatakan, obligasi akan diterbitkan pada pertengahan 2014. "Mungkin sekitar Mei 2014," ujar Astried di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Kendati waktu peluncurannya dipatok tidak terlalu lama, perseroan belum menunjuk penjamin pelaksana emisi efek untuk penerbitan obligasi berdenominasi rupiah tersebut. Perseroan saat ini masih melakukan seleksi terhadap beberapa perusahaan sekuritas.
Dana hasil obligasi ini akan digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur yang memerlukan pembiayaan. Namun perseroan belum menentukan proyek apa saja yang akan dibiayai oleh SMI.
Penyaluran dana hasil obligasi ini akan sesuai dengan delapan sektor proyek yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK), yaitu kelistrikan, air dan proyek pendukung minyak dan gas (migas).
Sampai pekan ini, perseroan sudah menyalurkan pembiayaan senilai Rp5 triliun untuk hampir 40 proyek infrastruktur. Portofolio pembiayaan memberikan multiplier effect sebanyak delapan kali.
Astried menjelaskan, SMI tidak pernah membiayai 100 persen sebuah proyek infrastruktur. SMI masuk sebagai minoritas agar investor menangkap sinyal kalau pemerintah masuk ke proyek tersebut, sehingga investor akan masuk ke proyek tersebut.
"Kami bertugas sebagai katalis," tutur Astried.
Obligasi yang diterbitkan perseroan pada Mei mendatang merupakan aksi korporasi di pasar modal pertama bagi SMI. Aksi ini menjadi upaya pertama perseroan mendapatkan dana bukan dari pemerintah.
Dalam menerbitkan obligasi, SMI telah mendapatkan peringkat +AA dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings. "Ke depan kami juga mengharapkan bisa menerbitkan obligasi global," ujar dia.
(rna)