Siapkan Rp75 M, Bank DBS fokus garap UKM
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank DBS Indonesia cabang Makassar tahun ini akan fokus menggarap sektor Small Medium Enterprises (SME) atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan menyiapkan plafon pinjaman sebesar Rp75 miliar.
Relationship Manager Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia cabang Makassar, Willy Hamfri mengatakan, SME menjadi salah satu potensi besar di Makassar untuk digarap, karena banyak usaha berkembang yang mendukung pengucurannya khusus untuk sektor infrastuktur, seperti bisnis pengadaan aspal.
Pihaknya berharap, SME menjadi salah satu produk yang dapat memberikan kontribusi dari segi pengucuran kredit. Apalagi, tawaran pinjaman yang diberikan ke debitur cukup besar.
"Kami baru dua tahun terakhir ini menggarap SME, itu baru dilakukan karena sebelumnya telah ada rencana untuk bergabung bersama Bank Danamon yang diharapkan menggarap segmentasi tersebut. Namun, batal dilakukan," ujarnya.
Dia menjelaskan, selain SME juga disiapkan skema pinjaman untuk sektor komersial dengan plafon pinjaman di atas Rp75 miliar sampai Rp200 miliar dan corporate di atas Rp200 miliar.
Untuk kategori pinjaman tersebut, kata Willy, khusus corporate dibagi menjadi dua, yakni perusahaan yang berhak mengajukan pinjaman harus memiliki omzet Rp1,2 triliun per tahun dengan range pinjaman maksimal Rp525 miliar. Sementara, perusahaan yang memiliki omzet di atas Rp5 triliun dapat mengajukan pinjaman di atas Rp525 miliar.
"Untuk corporate yang mengajukan kredit kami tidak akan lama mengucurkannya karena akan sangat mudah melihat agunan mereka, hanya melihat dari profil perusahaan hingga omzetnya. Sedangkan, untuk SME benar-benar harus ketat karena kebanyakan yang mengajukan merupakan perorangan atau pebisnis dengan jaminan tanah dan bangunan," tuturnya.
Willy menuturkan, tahun lalu total kredit yang dikucurkan berada pada posisi Rp140 miliar khusus untuk SME dan untuk komersial mapun corporate berada diangka Rp200 miliar atau keseluruhan sebesar Rp340 miliar.
"Tahun ini diharapkan total outstanding bisa mencapai Rp500 miliar, untuk itu terus digencarkan menggaet debitur-debitur besar dalam memanfaatkan produk kredit yang ditawarkan. Sementara, untuk suku bunga pinjaman yang ditawarkan bervariasi mulai dari 10,75 persen hingga 13,5 persen per tahun. Tenornya dari dua pekan, enam bulan hingga tahunan," paparnya.
Dari segi Number of Customer atau debitur, saat ini tercatat sekitar 25 debitur yang diharapkan tahun ini terus bertambah dengan target tiap bulannya 2 sampai 4 debitur baru.
Dia mengatakan, dari sekian banyak debitur yang mengajukan pinjaman, paling mendominasi sektor perdagangan impor dan ekspor serta pengadaan aspal.
Bank DBS merupakan bank milik pemerintah Singapura yang sudah sejak 1968 didirikan di Singapura.
Di Indonesia, Bank DBS memiliki beberapa cabang, yakni di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Pekanbaru, Medan, Palembang, Pontianak, Samarinda, dan Makassar. Khusus Makassar areanya menjangkau di Bone, Maros, Gowa dan Parepare.
Relationship Manager Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia cabang Makassar, Willy Hamfri mengatakan, SME menjadi salah satu potensi besar di Makassar untuk digarap, karena banyak usaha berkembang yang mendukung pengucurannya khusus untuk sektor infrastuktur, seperti bisnis pengadaan aspal.
Pihaknya berharap, SME menjadi salah satu produk yang dapat memberikan kontribusi dari segi pengucuran kredit. Apalagi, tawaran pinjaman yang diberikan ke debitur cukup besar.
"Kami baru dua tahun terakhir ini menggarap SME, itu baru dilakukan karena sebelumnya telah ada rencana untuk bergabung bersama Bank Danamon yang diharapkan menggarap segmentasi tersebut. Namun, batal dilakukan," ujarnya.
Dia menjelaskan, selain SME juga disiapkan skema pinjaman untuk sektor komersial dengan plafon pinjaman di atas Rp75 miliar sampai Rp200 miliar dan corporate di atas Rp200 miliar.
Untuk kategori pinjaman tersebut, kata Willy, khusus corporate dibagi menjadi dua, yakni perusahaan yang berhak mengajukan pinjaman harus memiliki omzet Rp1,2 triliun per tahun dengan range pinjaman maksimal Rp525 miliar. Sementara, perusahaan yang memiliki omzet di atas Rp5 triliun dapat mengajukan pinjaman di atas Rp525 miliar.
"Untuk corporate yang mengajukan kredit kami tidak akan lama mengucurkannya karena akan sangat mudah melihat agunan mereka, hanya melihat dari profil perusahaan hingga omzetnya. Sedangkan, untuk SME benar-benar harus ketat karena kebanyakan yang mengajukan merupakan perorangan atau pebisnis dengan jaminan tanah dan bangunan," tuturnya.
Willy menuturkan, tahun lalu total kredit yang dikucurkan berada pada posisi Rp140 miliar khusus untuk SME dan untuk komersial mapun corporate berada diangka Rp200 miliar atau keseluruhan sebesar Rp340 miliar.
"Tahun ini diharapkan total outstanding bisa mencapai Rp500 miliar, untuk itu terus digencarkan menggaet debitur-debitur besar dalam memanfaatkan produk kredit yang ditawarkan. Sementara, untuk suku bunga pinjaman yang ditawarkan bervariasi mulai dari 10,75 persen hingga 13,5 persen per tahun. Tenornya dari dua pekan, enam bulan hingga tahunan," paparnya.
Dari segi Number of Customer atau debitur, saat ini tercatat sekitar 25 debitur yang diharapkan tahun ini terus bertambah dengan target tiap bulannya 2 sampai 4 debitur baru.
Dia mengatakan, dari sekian banyak debitur yang mengajukan pinjaman, paling mendominasi sektor perdagangan impor dan ekspor serta pengadaan aspal.
Bank DBS merupakan bank milik pemerintah Singapura yang sudah sejak 1968 didirikan di Singapura.
Di Indonesia, Bank DBS memiliki beberapa cabang, yakni di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Pekanbaru, Medan, Palembang, Pontianak, Samarinda, dan Makassar. Khusus Makassar areanya menjangkau di Bone, Maros, Gowa dan Parepare.
(izz)